Kamis, 28 November 2013

Teori Keperawatan Martha E. Rogers


BAB II
TEORI KEPERAWATAN

2.1.  Biografi Martha E. Rogers
Martha E. Rogers dilahirkan pada tanggal 12 Mei tahun 1914 di Dallas Texas, tertua dari 4 bersaudara pasangan Bruce Taylor Rogers dan Lucy Mulholland Kener Rogers. Dia menerima gelar diploma keperawatan dari sekolah rumah sakit Knoxville pada tahun 1936. Pada tahun 1937 ia menerima gelar B.S. dari perguruan tinggi George Peabody di Nashville,Tennessee. (Tomey & Alligood, 1998). Setelah aktif sebagai perawat kesehatan dia melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, sampai mendapatkan gelar doktor dari universitas Johns Hopkins di Baltimore. Rogers adalah Profesor dan Kepala Divisi Perawat Pendidikan di Universitas New York mulai tahun 1954, disini Rogers fokus mengajar dan meninggal pada 13 Maret 1994, pada umur 79.
2.2.  Konsep Teori Martha E. Rogers
Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam semesta seperti antropologi, sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan mitologi. Teori Rogers berfokus pada proses kehidupan manusia secara utuh. Ilmu keperawatan adalah ilmu yang mempelajari manusia, alam dan perkembangan manusia secara langsung. (Tomey & Alligood, 1998).
Keperawatan adalah ilmu humanisti/humanitarian yang menggambarkan dan memperjelas bahwa manusia dalam strategi yang utuh dan dalam perkembangan hipotesis secara umum dengan memperkirakan prinsip - prinsip dasar untuk ilmu pengetahuan praktis. Ilmu keperawatan adalah ilmu kemanusiaan yang mempelajari tentang alam dan hubungannya dengan perkembangan manusia. Rogers mengungkapkan bahwa aktivitas yang di dasari prinsip - prinsip kreatifitas, seni dan imaginasi. Aktifitas keperawatan merupakan kegiatan yang bersumber pada ilmu pengetahuan abstrak, pemikiran intelektual, dan hati nurani. Rogers menekankan bahwa keperawatan adalah disiplin ilmu yang dalam aktifitasnya mengedepankan aplikasi keterampilan, dan teknologi. (McEwen & Wills, 2011)
2.3.  Asumsi teori Martha E. Rogers
Rogers dalam McEwen & Wills, 2011, mengemukakan beberapa asumsi yang terdiri dari lima bagian, yaitu :
2.3.1. Unifield whole is greater and different than the sum of part.
Manusia adalah system yang utuh yaitu merupakan keseluruhan dari proses yang utuh dari dirinya dan antara satu dan lainnya berbeda di beberapa bagian dan merupakan penjumlahan dari bagian-bagiannya..
2.3.2. Mutual exchange of matter and energy.
Manusia dan lingkungan selalu berubah secara kontinyu termasuk energi keduanya. Individu dan lingkungan saling tukar-menukar energi dan material satu sama lain. Beberapa individu mendefenisikan lingkungan sebagai faktor eksternal pada seorang individu dan merupakan satu kesatuan yang utuh dari semua hal.
2.3.3. Unidirectionality: life process does not reverse nor repeat.
Bahwa proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan saling bergantung dalam satu kesatuan ruang waktu secara terus menerus. Akibatnya seorang individu tidak akan pernah kembali atau menjadi seperti yang diharapkan semula.
2.3.4. Pattern and organization identify the human field.
Pola dan organisasi mengidentifikasi perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan yang inovatif
2.3.5. Human beings have abstraction, imagery, language, and thought, sensation and emotion.
Manusia mempunyai ciri kemampuan berfikir abstrak, membayangkan, bertutur bahasa, sensasi dan emosi. Dari seluruh bentuk kehidupan di dunia hanya manusia yang mampu berfikir dan menerima dan mempertimbangkan luasnya dunia.
Lima asumsi diatas, definisi, dan Prinsip-prinsip hemodinamik merupakan inti teori Martha E. Rogers yang merupakan bagian dari Building Blocks, yang terdiri dari: (Tomey & Alligood, 1998).
a.    Energy Fields (Bidang Energi)
Bidang Energi merupakan satuan dasar kehidupan dan non kehidupan, seperti energi manusia dan energi lingkungan. Bangunan ini bersifat tak terbatas terdiri dari mahluk hidup dan lingkungannya. Kedua komponen ini tidak dapat dikurangi, manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya.

b.    Universe of Open System (Sistem terbuka).
Konsep ini menganggap bahwa bangunan energi bersifat tak terbatas dan terbuka, menyatu antara satu dengan yang lainnya.
c.    Pattern (Pola)
Sifat pola berubah secara kontinyu dan inovatif, unik dan menyatu dengan bangunan lingkungannya sendiri. Pola yang konstan dan tidak berubah bisa menjadi suatu indikasi sakit atau penyakit.
d.   Pandimensionality (Empat kedimensian)
Manusia yang utuh merupakan ”Empat sumber dimensi energi yang diidentifikasi oleh pola dan manisfestasi karakteristik spesifik yang menunjukkan kesatuan dan yang tidak dapat di tinjau berdasarkan bagian pembentuknya” Empat kedimensian didefinisikan sebagai domain non linier tanpa atribut, atau mengenai ruang tanpa batas.
Menurut Martha E. Roger ilmu tentang keperawatan berhubungan langsung dengan proses kehidupan manusia dan bertujuan untuk menjelaskan dan memperkirakan kealamiahan dan hubungannya dengan perkembangan. Untuk memperkuat teorinya Martha E. Rogers mengkombinasikan konsep manusia seutuhnya dengan prinsip homeodinamik yang kemudian di kemukakannya. Prinsip –prinsip hemodinamik terdiri dari tiga hal, yaitu :
a.    Resonancy
Prinsip ini membicarakan tentang alam dan perubahan yang terjadi antara manusia dan lingkungan. Resonansi dapat dijelaskan sebagai suatu pola-pola gelombang yang ditunjukkan dengan perubahan-perubahan dari frekuensi terendah ke frekuensi yang lebih tinggi pada gelombang perubahan.
b.    Helicy
Prinsip yang menyatakan bahwa keadaan alami dan hubungan manusia dengan lingkungan adalah berkesinambungan, inovatif, ditunjukkan dengan peningkatan jenis pola-pola perilaku manusia dan lingkungan yang menimbulkan kesinambungan, menguntungkan, merupakan interaksi yang simultan antara manusia dan lingkungan bukan menyatakan ritmitasi.
c.    Integrality
Adalah proses interaksi yang menguntungkan antara manusia dan lingkungannya secara berkesinambungan.

2.4.  Asumsi Utama Konsep Sentral dari Model Konseptual Martha E. Rogers

Rogers meletakan sekumpulan asumsi-asumsi dasar yang menggambarkan proses kehidupan manusia. Asumsi-asumsi yang merupakan kunci utama Martha E. Rogers terhadap empat konsep sentral adalah sebagai berikut :
2.4.1. Keperawatan
Rogers menyatakan bahwa ilmu keperawatan adalah Unitary Human Being, yaitu manusia sebagai unit. Dia mengartikan bahwa tidak ada ilmu lain yang mempelajari manusia secara keseluruhan atau utuh. Rogers menjelaskan keperawatan sebagai profesi yang menggabungkan unsur ilmu pengetahuan dan seni. Keperawatan adalah ilmu pengetahuan humanistik yang didedikasikan untuk menghibur agar dapat menjaga dan memperbaiki kesehatan, mencegah penyakit, dan merawat serta merehabilitasi seseorang yang sakit dan cacat. Praktek professional keperawatan bersifat kreatif, imajinatif, eksis untuk melayani orang, hal tersebut berakar dalam keputusan intelektual, pengetahuan abstrak dan perasaan mahkluk. (Rogers,1992 dalam Meleis 2007).
2.4.2. Kesehatan
Istilah kesehatan digunakan sebagai terminologi nilai yang ditentukan oleh budaya atau individu. Kesehatan dan penyakit merupakan manifestasi pola dan diangap menunjukkan pola perilaku yang nilainya tinggi dan rendah. Rogers memandang konsep sehat-sakit sebagai suatu ekspresi dari interaksi manusia dengan lingkungannya dalam proses yang mendasar (Fitzpatrick dan Whall, 1986).
2.4.3. Lingkungan,
Lingkungan sebagai empat bangunan energi yang tidak dapat direduksi yang diidentifikasi dengan pola dan manifestasi karakteristik yang spesifik. Lingkungan mencakup segala sesuatu yang berada diluar yang diberikan oleh bangunan manusia. (Meleis 2007)
2.4.4. Manusia
Manusia merupakan satu kesatuan yang utuh dan memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda. Proses kehidupan manusia dinamis selalu berinteraksi dengan lingkungan, saling mempengaruhi dan dipengaruhi atau sebagai system terbuka. Rogers juga mengkonsepkan manusia sebagai unit yang mampu berpartisipasi secara kreatif dalam perubahan. (Meleis, 2007).

2.5    KEGUNAAN PRINSIP ROGERS DALAM PROSES KEPERAWATAN
Jika profesi keperawatan dipandang sebagai kepedulian pada umat manusia, prinsip-prinsip homeodynamics memberikan pedoman untuk memprediksi sifat dan arah perkembangan individu sebagai respon terhadap masalah kesehatan. Diharapkan, praktik keperawatan profesional kemudian akan meningkatkan dinamika integrasi manusia dan lingkungannya, untuk memperkuat hubungan dan integritas bidang manusia, dan untuk mengarahkan pola dari bidang manusia dan lingkungan untuk realisasi maksimum kesehatan (Rogers, 1992). Tujuan ini akan tercermin dalam proses keperawatan.
Untuk berhasil menggunakan prinsip-prinsip homeodinami
k, diperlukan pertimbangan perawat dan melibatkan perawat dan klien dalam proses keperawatan. Jika sesuatu atau seseorang di luar individu adalah bagian dari lingkungan, maka perawat akan menjadi bagian dari lingkungan klien. Maka tersirat bahwa klien berpartisipasi, serta bersedia maju dalam proses keperawatan. Akibatnya, hasil keperawatan mandiri, yang Rogers (1992), mempertahankan diperlukan jika klien berusaha mencapai potensi maksimal dengan cara yang positif. Keperawatan, adalah bekerja dengan klien, bukan kepada atau untuk klien. Keterlibatan ini dalam proses keperawatan oleh perawat menunjukkan kepedulian terhadap semua orang bukan dari satu aspek, satu masalah, atau segmen terbatas pemenuhan kebutuhan.
Dalam tahap keperawatan, semua fakta dan opini tentang klien dan lingkungan dikumpulkan. Karena keterbatasan kita dalam mengukur dan alat pengumpulan data, informasi yang dikumpulkan sesering mungkin dari suatu pemisahan diri atau bagian lainnya. Namun, untuk melaksanakan pedoman, analisis data harus dalam keadaan yang mencerminkan keutuhan, yang mungkin dicapai dengan menanyakan beberapa pertanyaan dan mendapat respon dari data yang ada.
Pertanyaan seri pertama mencerminkan prinsip Integrasi. Seri berikutnya akan mencerminkan prinsip resonancy. Seri terakhir dari pertanyaan akan dipengaruhi oleh prinsip helicy.
Untuk mencerminkan pola gagasan, terkadang akan ditambahkan beberapa pertanyaan untuk prinsip helicy sebagai pertimbangan. Harus diingat bahwa tanggapan klien merupakan cerminan suatu titik tertentu dalam ruang-waktu. Akibatnya, pola yang diidentifikasi ini tidak statis tetapi terus berubah, mencerminkan perubahan waktu dan menambahkan pengalaman masa lalu. Bukan berarti pertanyaan-pertanyaan ini memuat semua, tetapi menggunakan mereka sebagai referensi akan membantu memberikan perawat dengan melihat klien seutuhnya. Ini akan mengidentifikasi perbedaan individu dan pola pertukaran bagian-bagian secara berurutan dalam proses kehidupan. Penilaian keperawatan adalah penilaian dari seluruh keadaan manusia dan bukan penilaian yang hanya berdasarkan fisik atau status mental. Ini merupakan penilaian potensi sehat dan sehat secara mandiri dan bukan penilaian dari suatu penyakit atau proses penyakit. Hasilnya ialah bahwa kemandirian memiliki kedudukan lebih tinggi dibandingkan penyakitnya.
Sebagai hasil dari penilaian keperawatan, ditarik kesimpulan tentang kemandirian. Kesimpulannya adalah diagnosis keperawatan, langkah kedua dalam proses keperawatan, dan itu mencerminkan prinsip-prinsip homeodynamik. Irama, pola, keanekaragaman, interaksi, dan variasi proses kehidupan terlihat dengan jelas. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengetahui pola pertukaran bagian-bagian tersebut dalam proses kehidupan yang mencakup hubungan manusia-lingkungan (Roger, 1970). Meskipun tidak sempurna, diagnosa keperawatan berdasarkan pola kesehatan fungsional Gordon memiliki potensi yang lebih besar kegunaannya dengan kerangka Roger karena cenderung mencerminkan pandangan yang lebih tentang keutuhan individu. Mengingat bersifat statis dan kehilangan tradisi sepanjang diagnosa, sehingga penggunaannya dalam sistem abstrak dinamis bahkan mungkin tidak tepat (Smith, 1988).
Dengan membuat diagnosis keperawatan, mengarahkan perawat memberikan asuhan keperawatan. Fokus pada perkembanagn yang membutuhkan implementasi dalam lingkungan maupun di dalam individu. Diharapkan bahwa perubahan yang satu ini akan terkait dengan perubahan simultan lainnya. Karena integrasi individu dengan lingkungan, masalah kesehatan tidak dapat dipisahkan dari penyakit sosial di dunia. Oleh karena itu, masalah ini tidak bisa ditangani dengan efektif dengan cara yang umumnya diterima secara umum, transisi, tindakan penyakit berorientasi (Rogers, 1992). Dibutuhkan daya imajinasi dan kreatifitas.
Resonansi mensyaratkan bahwa rencana keperawatan diarahkan untuk mendukung atau memodifikasi variasi proses kehidupan seluruh manusia. karena proses kehidupan manusia merupakan fenomena searah, sehingga tidak bisa mengembalikan individu ke tingkat mantan keberadaan, melainkan, perawat membantu individu bergerak maju ke tingkat yang lebih tinggi lebih beragam eksistensi.
Program keperawatan di bidang helicy membutuhkan penerimaan perbedaan individu sebagai ungkapan munculnya evolusi, untuk mendukung atau memodifikasi irama dan tujuan hidup. Untuk melakukan ini membutuhkan partisipasi dan aktif dari klien dalam asuhan keperawatannya. Kesehatan tidak hanya tercapai dengan mempromosikan homeostasis dan keseimbangan, melainkan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan dinamika dan keragaman dalam individu.
Contoh:
HUBUNGAN PRINSIP HOMEODINAMIK PADA PROSES KEPERAWATAN

Komponen proses keperawatan
Prinsip Homeodinamik
Integrasi
Resonansi
Helicy
Perawatan penilaian komponen








Perawatan komponen diagnosis


Perawatan rencana untuk komponen implementasi









Perawatan evaluasi komponen





Perawatan penilaian komponen





















Komponen diagnosa keperawatan

Perencanaan keperawatan untuk komponen implementasi


















Komponen evaluasi keperawatan
Lihatlah interaksi individu dan lingkungan – Bagaimana kerja sama mereka dari pada mereka di isolasi.






Mencerminkan integrasi bidang individu dan lingkungan

Campur tangan dalam lingkungan serta kemandirian. Mengubah promosikan dalam satu area akan menyebabkan perubahan simultan lain dan hasil simultan





Evaluasi intregration perubahan yang telah terjadi





1.      Bagaimana  melihat lingkungannya?
2.      Apa perbedaan antara rumah sakit dan rumah?
3.      Bagaimana dia bereaksi pada perubahan lingkungannya?
4.      Bagaimana dia mengatasi masalah kesehatan dan sikap pada lingkungannya terhadap lainnya?









Apakah sifat dari interaksi antara  dan Rumah sakit?

1.      Bagaimana bisa lingkungan rumah sakit dimodifikasi untuk mengurangi perbedaan identitas?
2.      Bagaimana membantu  memahami perbedaan yang tidak bisa dihilangkan?
3.      Bagaimana meningkatkan potensi kesehatan dengan memanipulasi lingkungan?


 

1.      Apakah perilaku  berubah sebagai akibat dari modifikasi lingkungan?
2.      Apakah jenis reaksi baru sekarang terjadi?
Melihat variasi yang terjadi selama proses kehidupan manusia seluruh keberadaan







Mencerminkan variasi dalam proses kehidupan seluruh individu

Mendukung atau memodifikasi variasi proses kehidupan seluruh individu.









Evaluasi modifikasi dibuat dalam variasi proses kehidupan manusia seluruh keberadaan



1.      Apakah cerita masa lalu ?
2.      Apa deviasi dari norma sangkaan yang terjadi?
3.      Adakah hubungan deviasi individu atau lingkungan?
4.      Apakah alasan dari pengopnamean?
5.      Bagaimana ini akan berakibat padanya?













Apa saja gangguan Rumah Sakit ini dalam kehidupan ?

1.      Bagaimana menyemangati perkembangan normal ?
2.      Bagaimana dapat meminimalkan efek gangguannya?















1.      Apakah  berkembang secara normal sesuai dengan teori?
2.      Apakah ada gangguan dengan perkembanagn yang sulit berkembang?
Lihatlah pola irama kehidupan individu dan lingkungan. Perkembangan waktu kebutuhan menciptakan perubahan pola irama kehidupan manusia seluruh keberadaan. Lihatlah tujuan hidup. Waspadai kompleksitas berkembang dari seluruh manusia.

Mencerminkan pola irama individu dan bidang lingkungan.


Promosikan kembali pola ritmis dinamis baik dari individu dan lingkungan. Menerima perbedaan sebagai ungkapan munculnya evolusi. Promosikan dinamika dan kompleksitas daripada homeostatis dan keseimbangan. Dukungan atau memodifikasi tujuan hidup.

Mengevaluasi kembali pola ritmis individu dan lingkungan. Evaluasi tujuan - directedness. Mengevaluasi hubungan tujuan untuk seluruh individu.

1.      Apakah pola tingkah laku normal  dan rutinitasnya?
2.      Apakah tingkah laku atau rutinitas mengalami perubahan sebelumnya pada haknya?
3.      Rutinitas apa saja yang dapat dia tampilkan?
3.      Pengalaman masa lalu apa yang dia miliki?
4.      Bagaimana mungkin pengalaman itu mempengaruhi situasinya yang sekarang?
5.      Bagaimanakah perkembangan level ?
6.      Akankah lingkungan rumah sakit mensupport atau memperlambat kemajuan perkembang?
7.      Apakah tujuan-tujuan ?




Pola ritme apa yang ditunjukkan?


1.      Bagaimana pola perilaku normal  dan rutinitasnya dipromosikan di rumah sakit?
2.      Apakah jenis modifikasi dapat dibuat untuk dipromosikan pola-pola perilaku normal dan rutinitas?
3.      Apa jenis ketentuan yang dapat memotivasinya kembali tumbuhn normal dan berkembang?
4.      Bagaimana membantu  untuk mengembangkan pola mithin berhasil berirama perilaku lingkungan rumah sakit?
5.      Bagaimana membantu  mencapai tujuannya?

1.      Apa jenis alur kembali yang terjadi?
2.      Apakah  didukung untuk berkembang?
3.      Apakah ia bergerak kepada tujuannya?
(George, Julia B.1995:241)
8.      Kelemahan Rogers tentang homeodinamik
Walaupun prinsip-prinsip homeodinamik konsisten dengan tujuan universal, ada keterbatasan utama pelaksanaan prinsip-prinsip universal. Banyak orang mengalami kesulitan untuk memahami prinsip-prinsipnya. Meskipun asumsi dasar yang diberikan dan prinsip-prinsip yang ditetapkan, sistem tetap abstrak. Persyaratan belum cukup untuk dioperasionalkan untuk menyediakan pemahaman yang jelas. Kesulitan definisi pengoperasian konsep serta membawa keabstrakan konsep dan hubungan ke tingkat empiris untuk pengujian yang mengganggu banyak ilmuwan perawat (Kim, 1986). Definisi operasional diperlukan untuk pengembangan hipotesis bahwa tes konsep teoritis dan untuk pemilihan instrumen yang memadai akan mengukur konsep-konsep yang terlibat (Hardy, 1974).
Pada tahap dalam perkembangan ilmu keperawatan, instrumen yang cukup akan menilai manusia dalam totalitas mereka tidak ada. Tanpa instrumen tersebut, kemampuan menggunakan atau menguji sistem abstrak sepenuhnya adalah hampir tidak mungkin. Selanjutnya, ketidakmampuan untuk cukup menggunakan atau menguji sistem yang membuat kesuksesan mengimplementasikan kesulitan keperawatan. Dengan demikian, penggunaan prinsip-prinsip homeodynamics di dalamnya adalah totalitas terbatas. (George, Julia B.1995:241)
2.5.  Menggunakan prinsip-prinsip Roger sebagai pendekatan aplikatif dalam pemberian asuhan Keperawatan
Jika profesi keperawatan dipandang sebagai kepedulian pada umat manusia, prinsip-prinsip homeodynamics memberikan pedoman untuk memprediksi sifat dan arah perkembangan individu sebagai respon terhadap masalah kesehatan. Keberhasilan menggunakan prinsip-prinsip homeodinamik memerlukan pertimbangan perawat dalam melibatkan klien pada proses keperawatan. (Alligood, 2006).
Dalam tahap pengkajian keperawatan, semua fakta dan opini tentang klien dan lingkungan dikumpulkan. Pertanyaan tahap pertama mencerminkan prinsip Integrasi, seri berikutnya akan mencerminkan prinsip resonancy, dan tahap akhir dari pertanyaan akan dipengaruhi oleh prinsip helicy. Untuk mencerminkan pola gagasan, terkadang akan ditambahkan beberapa pertanyaan untuk prinsip helicy sebagai pertimbangan.
Sebagai hasil dari penilaian keperawatan, ditarik kesimpulan tentang kemandirian. Kesimpulan ini merupakan diagnosis keperawatan, langkah kedua dalam proses keperawatan, dan itu mencerminkan prinsip-prinsip homeodynamik. Irama, pola, keanekaragaman, interaksi, dan variasi proses kehidupan terlihat dengan jelas. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengetahui pola pertukaran bagian-bagian tersebut dalam proses kehidupan yang mencakup hubungan manusia-lingkungan (Roger, 1970 dalam Meleis, 2007).
Resonansi mensyaratkan bahwa rencana keperawatan diarahkan untuk mendukung atau memodifikasi variasi proses kehidupan seluruh manusia. karena proses kehidupan manusia merupakan fenomena searah, sehingga tidak bisa mengembalikan individu ke tingkat mantan keberadaan, melainkan, perawat membantu individu bergerak maju ke tingkat yang lebih tinggi lebih beragam eksistensi. Program keperawatan di bidang helicy membutuhkan penerimaan perbedaan individu sebagai ungkapan munculnya evolusi, untuk mendukung atau memodifikasi irama dan tujuan hidup. Untuk melakukan ini membutuhkan partisipasi aktif dari klien, kesehatan tidak dapat tercapai dengan mempromosikan homeostasis dan keseimbangan, melainkan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan dinamika dan keragaman dalam individu. (Christensen,1995)
Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam semesta seperti antropologi, sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan mitologi. Teori Rogers berfokus pada proses kehidupan manusia secara utuh, sehingga pengkajian didasarkan pada lima asumsi dasar dan prinsip-prinsip hemodinamik Rogers dan yang merupakan bagian dari Building Blocks.
1.      Pengkajian berdasarkan lima asumsi dasar Martha E. Rogers
1).     Unifield whole is greater and different than the sum of part.
Manusia itu utuh antara satu dan yang lainnya berbeda.
·         Kaji karakteristik individu tang terlibat konflik
……………………………………………………………………………
·         Bagaimana kemampuan koping individu dalam menghadapi masalah konflik?
……………………………………………………………………………
·         Bagaimana Mekanisme koping apa yang digunakan ?
 ……………………………………………………………………………



2).    Mutual exchange of matter and energy.
Manusia dan lingkungan selalu berubah secara kontinyu termasuk energi keduanya yang saling mendukung
·         Kaji bentuk koping yang dimiliki individu?
…………………………………………………………………………
·         Bagaimana efek koping tersebut terhadap lingkungan?
……………………………………………………………………………
·         Bagaimana efek individu  terhadap lingkungan?
…………………………………………………………………………
·         Bagaimana efek Koping individu terhadap kelompok ?
……………………………………………………………………………
·         Bagaimana efek koping individu terhadap pelayanan keperawatan ?
……………………………………………………………………………
3).    Unidirectionality: life process does not reverse nor repeat.
Proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan saling bergantung dalam satu kesatuan ruang waktu secara terus menerus.
·         Kaji pengalaman individu dalam konflik masa yang lalu ?
……………………………………………………………………………
·         Kaji keberhasilan individu dalam mengatasi masa lalu ?
……………………………………………………………………………
4).    Pattern and organization identify the human field.
Pola mengidentifikasi perilaku individu merupakan suatu bentuk kesatuan yang inovatif
·         Identifikasi pola dan gaya manajemen konflik dominan yang dimiliki individu
……………………………………………………………………………
·         Identifikasi pola dan gaya manajemen konflik yang lain (penunjang) yang dimiliki individu
…………………………………………………………………………
·         Identifikasi kesesuain antar gaya manajemen konflik dengan situasi konflik
……………………………………………………………………………

5).    Human beings have abstraction, imagery, language, and thought, sensation and emotion.
Manusia mempunyai ciri kemampuan berfikir abstrak, membayangkan, bertutur bahasa, sensasi dan emosi
·         Kaji bentuk respon emosional verbal dan non verbal yang ditampilkan individu sebagai akibat respon konflik
……………………………………………………………………………
·         Kaji support sistem yang mendukung individu di lingkungan kewrjanya
……………………………………………………………………………
2.      Pengkajian berdasarkan Building Block Martha E. Rogers
1).    Energy Fields (Bidang Energi)
·         Kaji bagaimana interaksi karyawan dengan lingkungan dan rekan kerjanya
…………………………………………………..………………………
2).    Universe of Open System (Sistem terbuka).
·         Kaji hubungan interpersonal karyawan dengan rekan kerjanya
…………………………………………………..………………………
3).    Pattern (Pola)
·         Identifikasi pola atau faktor-faktor lingkungan kerja yang membuat karyawan merasa bahagia, senang bangga dalam melaksanakan tugasnya
…………………………………………………………………………..
·         Identifikasi pola atau faktor-faktor lingkungan kerja yang dapat memicu konflik
…………………………………………………………………………..
4).    Pandimensionality (Empat kedimensian)
·         Identifikasi respon individu terkait dengan konflik yang dihadapi
…………………………………………………………………………
3.      Pengkajian berdasarkan prinsip-prinsip hemodinamik Rogers:
1).    Resonancy
·         Kaji perubahan-perubahan sikap individu terhadap konflik yang ada
…………………………………………………………………………
·         Kaji perubahan lingkungan dan suasana kerja terhadap konflik yang ada.........................................................................................................
·         Kaji respon individu (sikap postif, negatif) terhadap semua perubahan
dalam lingkungan kerjanya (perubahan kebijakan, sosialisasi sitem barudll)
…………………………………………………………………………
2).    Helicy
·         Kaji kemampuan individu dalam menghadapi konflik di lingkungan kerjanya …………………………………………………………………………
·         Identifikasi cara-cara yang dilakukan individu dalam mengelola konflik
…………………………………………………………………………
3).    Integrity
·         Kaji pengaruh dampak konflik terhadap individu
…………………………………………………………………………
·         Kaji pengaruh dampak konflik terhadap kelompok
…………………………………………………………………………
·         Kaji pengaruh dampak konflik terhadap pelayanan kesehatan
…………………………………………………………………………
Penerapan teori Martha E. Roger sebagai pendekatan dalam pemberian asuhan keperawatan dapat di perjelas dengan bagan sebagai berikut:

PENGKAJIAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI/IMPLEMENTASI
EVALUASI
Terdiri  dari:
1.      Area Pengkajian: Dikaji tentang urutan fase antara individu dan lingkungan; riwayat sakit, pengalaman sakit saat ini & yang akan datang.
2.      Data tambahan yang meliputi kategori penyakit dan subsistem patologinya
3.      Pola penilaian secara menyeluruh  
Diagnosa disesuaikan dengan kasus. Rogers mencantumkan beberapa pilihan diagnosa antara lain: cemas (feeling), gangguan mobilisasi (moving), gangguan pertukaran/respirasi (exchange, spiritual (nilai), gangguan Pola tidur dan aktivitas (weaking), gangguan Seksual (relating)
Ditekankan pada 3 faktor: resonancy, helicy dan integrity.
-          Resonancy adalah perubahan secara kontinyu dari pola yang ada pada manusia dan lingkungan
-          Helicy adalah suatu proses yang kontinyu, inovatif dan mempunyai kemungkinan yang tinggi untuk ditingkatkan karena adanya perbedaan antara manusia dan lingkungan
-          Integrity adalah proses hubungan yang menguntungkan dan saling berkesinambungan

Proses evaluasi berfokus pada persepsi ketidaksesuaian yang timbul setelah pola yang dilakukan. Penilaian terhadap proses dilakukan secara terus menerus. Manifestasi dari kecemasan, nyeri, ketakutan, sedih, dan kesedihan melibatkan anggota keluarga

Contoh Penerapan Teori Martha E. Rogers pada kasus di bawah ini:
Kasus:
Pasien K (45 thn) Seorang kepala keluarga, Pengusaha batu belah, korban bencana tanah longsor (Post op. Amputasi Hari Ke-3)
NO.
PENGKAJIAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI
(MUTUAL PATTERN)
EVALUASI
Areas of Assesment
Supplementary Data
Appraisal Pattern
1.       
·   Latar belakang pendidikan pasien rendah
·   Bapak merupakan tulang punggung keluarga
·   Dst
·      Pasien post op. Amputasi Ankle Dextra (Hari Ke-3)
·      Integrasi : pasien merasa tidak nyaman berada di RS
·      Resonansi : pasien merasa tidak berguna dengan kondisinya saat ini
·      Helicy : pasien merasa dengan amputasi yang dilakukan dia tidak bias beraktivitas lagi
·      Pasien K merasa tidak layak bersama keluarga
·      Pasien K marah setiap didekati anggota keluarga
·      Sejak operasi selesai dilakukan Pasien K terlihat sering menangis, menarik diri, tidak mau makan
Feeling:
-     Cemas b.d krisis situasional sekunder terhadap tindakan amputasi

-     Anxiety Reduction
-     Coping Enhancement
-     Anticipatory Guidance
Integrasi :
·         Memberikan lingkungan yang nyaman bagi pasien
Resonansi :
·         Memberikan health education / pendidikan kesehatan tentang kecemasan yang dialaminya
Helicy :
·         Memberikan motivasi untuk kesembuhannya




Integrasi :
pasien merasa nyaman dengan lingkungan RS
Resonansi:
pasien tidak merasa cemas lagi
Helicy :
Pasien mampu menjalankan perawatan untuk kesembuhan nya

2.6.  Hubungan teori keperawatan Martha E. Rogers dengan riset keperawatan
Model konseptual abstrak yang di kemukakan Martha E Rogers secara langsung memiliki hubungan dengan riset dan pengembangan ilmu keperawatan. Model konseptualnya memberikan arah dan stimulus untuk aktifitas keilmuan tersebut. Model keperawatan Rogers menunjukkan betapa uniknya realita profesi keperawatan. Peneliti yang memiliki asumsi dan pemahaman seperti konsep Martha E Rogers akan mendapatkan pandangan yang jelas tentang seperti apakah sesungguhnya bekerja sebagai perawat.
2.7.  Hubungan teori keperawatan Martha E. Rogers dengan pendidikan keperawatan
Pada tahun 1963, Rogers mencetuskan ide untuk mendirikan kembali program undergraduated dan graduated dalam pendidikan keperawatan. Hal ini di lakukannya sebagai refleksi terhadap evolusi perubahan dalam ilmu keperawatan. Konsistensi terhadap definisi yang ia berikan untuk keperawatan bahwa keperawatan adalah profesi yang di pelajari, unik serta memiliki batang tubuh pengetahuan.
2.8.  Hubungan teori keperawatan Martha E. Rogers dengan praktik keperawatan.
Martha E Rogers mengungkapkan bahwa teori yang diambilnya merupakan sebuah konsep yang sangat mungkin untuk di terapkan dalam praktik keperawatan. Malinski (1986) mencatat ada tujuh trend yang ada dalam praktik keperawatan, yang kesemuanya berdasar pada konsep teori yang di kemukakan Martha E Rogers.
2.8.1. Pemberian kewenangan penuh dalam hubungan perawat klien.
2.8.2. Menerima perbedaan sebagai sesuatu yang wajar.
2.8.3. Penyesuaian terhadap pola.
2.8.4. Menggunakan modalitas gelombang seperti lampu musik, pergerakan dalam proses penyembuhan.
2.8.5. Menunjukkan suatu perubahan yang positif
2.8.6. Memperluas fase pengkajian dalam proses keperawatan.
2.8.7. Menerima hubungan yang menyeluruh dalam hidup.



DAFTAR PUSTAKA

·         Tomey A.M, Alligood M.R (1998). Nursing theorists and their work. 4ed. USA : Mosby Inc
·         George, J.B. (1995). Nursing Theories (The Base for Profesional Nursing Practice), Fourth Edition. USA : Appleton & Lange.
·         Fawcett,J. (2005). Contemporary nursing knowledge: Analysis and Evaluation of Nursing Models and Theories. 2nd ed. Philadelphia: F.A. Davis Company
-    Doengoes, M. E. (2002). Nursing care plane: Guidelines for planning & documenting patient care, 3rd edition, FA. Davis.