Kamis, 28 November 2013

TEORI Keperawatan VIRGINIA HENDERSON


APLIKASI TEORI VIRGINIA HENDERSON PADA KASUS
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Berikut ini contoh aplikasi teori Henderson dalam kasus donasi organ tubuh pasien yang mengalami penurunan kesadaran akibat penumpukan kadar ureum di otak dan akan dilakukan transplantasi ginjal. Aplikasi pada masing-masing komponen yang dikemukakan oleh Henderson akan dibahas sebagai berikut :
KEBUTUHAN YANG PERTAMA YAITU BERNAFAS SECARA NORMAL. JIKA DITEMUKAN SUATU KETIDAKMAMPUAN PASIEN UNTUK BERNAFAS HARUS SEGERA DIINTUBASI DAN DIBERIKAN VENTILASI UNTUK MENCEGAH KERUSAKAN ORGAN. KOMPONEN BERIKUTNYA YAITU MAKAN DAN MINUM. Pada kasus dimana pasien mengalami penurunan kesadaran, perawat harus segara menyadari kebutuhan cairan dan nutrisi untuk menjamin kelangsungan transportasi darah, pemberian nutrisi, dan pemberan obat. Jika nutrisi dan cairan tidak bisa masuk maka akan terjadi instablitas metabolik yang akan mengakibatkan stress pada organ. Dalam jurnal tentang donor organ oleh Nicely dan Delariodi sebutkan bahwa konsep Handerson membantu klien untuk makan dan minum diperluas dengan cara mempertahankan pasien dalam kondisi normovolemia untuk mendukung fungsi organ yang adekuat (Delario, N. a. 2011).
KOMPONEN YANG KETIGA YAITU ELIMINASI. DALAM SUATU TRAUMA KEPALA PADA KONDISI GAWAT DARURAT MENURUT DELARIO (2011) JIKA TERDAPAT GANGGUAN PADA FUNGSI OTAK MAKA AKAN TERJADI PENURUNAN PRODUKSI HORMONE ANTIDIURETIK YANG PADA AKHIRNYA AKAN BERDAMPAK PADA PENURUNAN OUTPUT URIN, DIABETES INSIPIDUS DAN KELAINAN LAINNYA. Organ ginjal merupakan organ yang sensitif akan perubahan ini.  Melihat kondisi ini perawat harus dapa tberinisiatif dan menyarankan untuk segera memberikan intervensi untuk memonitor output urin secara berkala.
KOMPONEN BERIKUTNYA YAITU POSISI YANG NYAMAN, ISTIRAHAT DAN TIDUR. Jika seseorang dalam kondisi tidak sadar atau koma perawat dalam tindakan mandirinya harus memberikan perubahan posisi scara berkala untuk menghindari ulkus dekubitus, infiltrasi paru-paru dan pneumonia.
KOMPONEN BERIKUTNYA YAITU BERPAKAIAN.KONSEP INI BERARTI BAHWA KLIEN MAMPU BERPAKAIAN DENGAN TEPAT.Pada kasus kematian otak yang akan donor organ atau pada orang yang tidak sadar, pemberian selimut yang tepat harus tetap dijaga. Pada organ yang akan didonorkan harus ditutupi dan dihormati selayaknya orang yang mendonorkan organnya (Delario, N. a. 2011).
KOMPONEN BERIKUTNYA YAITU MENJAUHI LINGKUNGAN YANG BERBAHAYA DAN MENGHINDARI MELUKAI ORANG LAIN. Sebelum melakukan donor, harus dites terlebih dahulu kecocokan organ antara organ pendonor dan resipien untukmenjamin kemananan proses transplantasi. Perawat juga harus bertanggung jawab untuk melindungi klien dari bahaya karena alat - alat yang dipasang untuk mempertahankan kehidupan organ yang akan didonorkan (Delario, N. a. 2011).
MEMPERTAHANKAN SUHU TUBUH DALAM RENTANG NORMAL DENGAN MENGENAKAN BAJU DAN MEMODIFIKASI LINGKUNGAN ADALAH KOMPONEN BERIKUTNYA DARI KONSEP HENDERSON. Pada klien dengan gangguan pada otak akan terjadi gangguan hipotalamus sebagai pengatur suhu tubuh, akibatnya tubuh dapat mengalami hipotermi atau hipertermi. Jika terjadi hipertermi maka akan terjadi peningkatan metabolism dan peningkatan kebutuhan oksigen. Sedangkan jika terjadi hipotermi maka akan terjadi gangguan pengiriman oksigen ke jaringan dan dapat menyebabkan kerusakan organ. Pada perawatan trauma,maka tugas perawat adalah memberikan perawatan penghangatan atau pendinginan jika pasien tidak bias melakukan sendiri.Perawatan tersebut bias dilakukan dengan pemberian selimut hangat atau lampu jika pasien mengalami hipotermi dan memberikan selimut dingin atau ruangan berpendingin jika pasien mengalami hipertermi.
Komponen berikutnya dari Henderson adalah melindungi INTEGUMENT. AKTIVITAS INI MEMBER KESEMPATAN PADA PERAWAT UNTUK BERINTERAKSI DALAM MEMBERIKAN EDUKASI BAGAIMANA CARA MEMANDIKAN, PERAWATAN PADA KULIT ATAU MEMBERSIHKAN TUBUH DENGAN TETAP MENGHORMATI PRIVASI KLIEN. Pada pasien yang tidak sadar perawat dapat melibatkan keluarga untuk dapat memandikan klien atau melakukan perawatan kulit pada klien dengan tetap didampingi oleh perawat.Selain itu dengan perawatan kulit dan memandikan pasien maka juga dapat mencegah infeksi.
Komponen selanjutnya adalah kebutuhan KOMUNIKASI dengan yang lain. PERAWAT HARUS MEMBANTU PASIEN DALAM BERKOMUNIKASI DENGAN YANG LAIN DALAM MENGEKSPRESIKAN EMOSI, KEBUTUHAN, KETAKUTAN, DAN PENDAPAT. Komunikasi adalah komponen yang penting dalam dalam kehidupan sehari-hari.Perawat harus mengkomunikasikan kepada pasien untuk menenangkan dan menentramkan hati pasien, menjelaskan prosedur, menjelaskan segala sesuatu yang sedang terjadi, dan memberikan kenyamanan bagi pasien.Aplikasi komponen ini pada saat memfasilitasi donasi organ adalah dengan memberikan informasi dengan sejelas-jelasnya tentang kematian otak dan donor organ agar keluarga pasien dapat memberikan keputusan persetujuan atau penolakan terhadap tindakan donasi organ berdasarkan pengetahuan atau informasi yang telah didapat. Aplikasi dari komponen ini dapat menghindarkan dari kesalahpahaman terhadap tindakan atau tuntutan dikemudian hari.
KOMPONEN SELANJUTNYA ADALAH BERIBADAH SESUAI DENGAN KEYAKINAN SESEORANG. APLIKASI KOMPONEN INI BISA DILAKUKAN DENGAN MEMFASILITASI INDIVIDU YANG DALAM KONDISI TERMINAL UNTUK DIDAMPINGI OLEH PEMUKA AGAMA SESUAI DENGAN KEYAKINANNYA. Dalam prosedur donasi organ ini, perawat dapat memfasilitasi keluarga donor dalam menghadapi kenyataan. Keluarga pasien dibantu dalam mengekpresikan perasaan berduka dan kehilangan. Beberapa agama juga telah memberikan dukungan terhadap tindakan donasi organ, karena dengan tindakan tersebut dapat meningkatkan derajat atau kualitas hidup individu yang lain.
KOMPONEN SELANJUTNYA ADALAH KEBUTUHAN BERMAIN DAN REKREASI. APLIKASI KONSEP INI DALAM KASUS DONASI ORGAN ADALAH BAGAIMANA SEORANG PERAWAT DAPAT MEMBERIKAN KEBUTUHAN REKREASI PADA KELUARGA PASIEN YANG ANGGOTA KELUARGANYA MENJADI DONOR ORGAN. Fasilitasi kebutuhan keluarga dengan membantu keluarga untuk dapat menerima prosedur yang dilakukan terhadap pasien.
Komponen terakhir adalah aplikasi belajar MENGETAHUI DAN MEMUASKAN RASA PENASARAN INDIVIDU. UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN TERSEBUT, SEORANG PERAWAT BERTUGAS UNTUK MEMBERIKAN INFORMASI KEPADA PASIEN TENTANG APA YANG PERLU DIKETAHUI OLEH PASIEN DAN APA YANG PASIEN INGIN TAHU SEBATAS KEMAMPUAN, WEWENANG, DAN KEILMUAN PERAWAT. Aplikasi komponen ini pada kasus donasi organ sangat penting sekali, karena banyak sekali yang ingin diketahui oleh pasien sebagai donor (jika pasien mengetahui tindakan yang akan dilakukan) dan keluarga sebagai orang yang memeiliki ikatan emosional dan genetik dengan pasien. Dengan adanya pembelajaran kepada individu sebagai pasien atau keluarga, akan memberikan pengetahuan dan pemahaman yang menentukan pasien dalam pengambilan keputusan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar