Kamis, 28 November 2013

Teori Keperawatan Katie Eriksson


Aplikasi Philosophical theories
Katie Eriksson: Theory of Carative Caring
BAB 1
PENDAHULUAN


1.1         Latar Belakang
Ilmu dan praktik keperawatan adalah dua hal yang sangat perlu dikembangkan oleh perawat untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang professional. Perawat yang berada pada tingkat praktisi, peneliti atau pendidik atau pada posisi lain diharapkan untuk dapat mengembangkan usaha penerapan teori keperawatan yang sudah ada dalam ke dalam praktik keperawatan yang baik dan benar. Teori keperawatan yang telah ada sebenarnya dapat membantu mengarahkan praktik keperawatan menuju asuhan keperawatan yang lebih baik.Namun saat ini masih kurang usaha penerapan teori keperawatan tersebut. Akibatnya praktik keperawatan saat ini hanya lebih mengarah pada praktik yang berdasarkan order dari medis atau praktik yang berdasarkan rutinitas semata.
Berbagai teori telah banyak dihasilkan oleh pakar keperawatan dan telah banyak dipublikasikan dalam bentuk buku-buku.Usaha yang perlu dilakukan perawat dalam berbagai posisi saat ini adalah mempelajari lebih mendalam dan memahami teori yang menurut mereka lebih mudah atau dapat diterapkan dalam praktik keperawatan.untuk membantu memberikan gamabaran dalam usaha pengembangan teori ke dalam praktik keperawatan, pada makalah ini penulis akan berusaha memaparkan salah satu teori keperawatan, yaitu teori Katie Erikson tentang “Theory Of Carative Caring” serta aplikasinya dalam kasus yang ada.

1.2         Rumusan Masalah
Bagaimanakah teori Katie Erikson tentang “Theory Of Carative Caring” dan bagaimanakah aplikasinya dalam kasus keperawatan?

1.3         Tujuan
a.       Memberikan gambaran tentang Theory Of Carative Caring dari Katie Erikson
b.      Memberikan contoh penerapan Theory Of Carative Caring dari Katie Erikson  dalam praktik keperawatan



BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA


2.1     Falsafah Keperawatan
Falsafah keperawatan merupakan pandangan dasar atau keyakinan dasar tentang hakikat manusia dan esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam pelaksanaan praktik keperawatan.Manusia dalam falsafah keperawatan dipandang sebagai makhluk yang holistik.Sedangkan  esensi keperawatan didalam falsafah keperawatan, meliputi beberapa komponen antara lain :
1.             Pemberian pelayanan keperawatan yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan manusia secara komprehensif. Apabila manusia menjadi individu yang membutuhkan perawatan, dalam hal ini menjadi klien maka akan memiliki suatu hak untuk mendapatkan pelayanan keperawatan yang layak.
2.             Lebih memfokuskan pada aspek kemanusiaan dalam memberikan pelayanan keperawatansehingga hakikat manusia menjadi unsur yang sangat penting.Pelayanan keperawatan terintegrasi dalam sistem pelayanan kesehatan secara umum.
Falsafah keperawatan menyatakan tentang konsep-konsep utama dari discipline ilmu keperawatan, meletakkan kepercayaan tentang apa itu keperawatan, bagaimana berpikir dan melakukan keperawatan. Falsafah keperawatan merupakan pandangan dasar tentang hakekat manusia dan esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktek keperawatan.Falsafah keperawatan meyakini bahwa manusia adalah makhluk yang holistik dan memiliki integritas yang tidak dapat dipisahkan.Manusia dalam falsafah keperawatan juga diyakini sebagai sistem yang terbuka memiliki pertumbuhan yang tidak terbatas dan makhluk yang unik mempunyai kemampuan untuk berespon secara positif atau negatif karena perbedaan budaya, agama, sosial, ekonomi dan pengalaman yang relatif.
2.2     Paradigma Keperawatan
Paradigma keperawatan merupakan suatu pedoman yang menjadi acuan dan mendasari pelaksanaan praktek keperawatan diberbagai tatanan kesehatan. Seperti halnya definisi paradigma secara umum, maka paradigma keperawatan merupakan serangkaian konsep yang bisa sama dan terdapat dalam berbagai disiplin keilmuan lain, tetapi tidak memiliki definisi umum yang dapat berlaku secara universal. Paradigma ini terdiri dari empat komponen yaitu manusia, sehat dan kesehatan, masyarakat dan lingkungan, serta komponen keperawatan.
a.       Manusia
Keperawatan meyakini dan menekankan dalam setiap kegiatan pelayanan keperawatannya bahwa manusia merupakan individu yang layak diperlakukan secara terhormat, dihargai keunikannya berdasarkan individualitas, dalam berbagai situasi, kondisi, dan sistem yang dapat mengancam kehormatan dan sifat kemanusiaannya. Perspektif keperawatan menjelaskan bahwa manusia merupakan pribadi-pribadi dan bukan obyek. Konseptualitas keperawatan tentang manusia dapat dibuktikan melalui model-model keperawatan tentang kemanusiaan, penghargaan terhadap manusia, dan perasaan sebagai manusia, yang telah berlaku sejak lama.Meskipun  demikian, mengkonseptualisasikan manusia sebagai suatu sumber energi atau beberapa set  sistem perilaku, atau memperlakukan pikiran dan perasaan manusia sebagai lingkungan internal dapat menimbulkan keraguan keperawatan untuk menerangkan tentang manusia secara jelas.
b.      Sehat dan Kesehatan
Definisi  sehat&kesehatan telah berubah dari kondisi seseorang yang bebas penyakit menjadi kondisi yang mampu mempertahankan individu untuk berfungsi secara konsisten, stabil dan seimbang dalam menjalani kehidupan sehari-hari melalui interaksi positif dengan lingkungan. Kesehatan dipandang juga sebagai sebuah kisaran antara sehat dan sakit dimana individu memiliki suatu nilai yang berharga tentang kesehatan dan bukan semata-mata suatu fenomena empiris tentang kondisi seseorang.
Para teologis berpendapat bahwa kesehatan bukan suatu elemen utama yang menjadi gambaran alami seorang individu, tetapi merupakan elemen tambahan bagi gambaran alami individu. Mereka menyatakan bahwa tingkat kesehatan individu dapat berbeda dan dapat dipersepsikan sebagai pelengkap yang bervariasi. Selain itu, makna kesehatan dikaitkan dengan dua elemen dasar proses kehidupan yaitu identitas diri dan perubahan diri.
Sebaliknya, keperawatan menolak bahwa kesehatan hanya merupakan kondisi bebas dari penyakit. Hal ini didukung oleh Smith yang mencarikanjalan keluar terhadap keragu-raguan keperawatan  tentang kesehatan, dan memperkenalkan empat model yaitu (a) model klinik berdasarkan tidak terdapatnya tanda dan gejala penyakit, (b) model kinerja peran dimana kinerja peran yang adekuat mencerminkan kriteria sehat, (c) model adaptif dimana kesehatan merupakan kondisi interaktif yang efektif antara fisik seseorang dan lingkungannya, dan  (d) model "eudaemonistik" yang memperluas makna kesehatan menjadi kesejahteraan umum dan realisasi diri  (Nicoll, 1993).
Bcrdasarkan model yang dikemukakan diatas serta keyakinan keperawatan akan definisi sehat dan kesehatan yang tidak terbatas pada kondisi bebas dan penyakit, maka komponen paradigma tentang sehat &kesehatan dapat berkembang menjadi suatu pemahaman tentang “terciptanya suatu kondisi fisik dan psikologis seseorang yang bebas dari tanda dan keluhan akibat terjadinya masalah kesehatan, dimana orang tersebut dapat tetap memperlihatkan kinerja aktif, dinamis, dan efektif serta kemampuan untuk menyesuaikan diri. terhadap setiap tantangan dan ancaman yang datang baik dari dalam dirinya sendiri maupun lingkungannya, dan berkemampuan untuk mempertahankan tingkat kesejahteraan fisik, psikologis, sosial dan spmtualnya secara seimbang melalui upaya aktualisasi diri yang positif” .
c.       Masyarakat dan Lingkungan
Fokus perhatian  terhadap interaksi manusia dan lingkungannya dalam teori keperawatan dapat dikategorikan menjadi dua bagian yaitu teori keperawatan yang berfokus parsial dan teori keperawatan yang berfokus total. Pada fokus parsial, perawat berperan sebagai pengganti, dimana peran perawat diperlukan pada saat klien tidak mampu melakukan kegiatannya. Teori ini beranggapan bahwa perawat bertanggung jawab terhadap kesehatan dan kebutuhan harian klien sampai mereka dapat pulih kembali dan mampu bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup selanjutnya (Marriner-Tomey, 1994).  Aplikasi teori ini dapat dilihat dalam  teori  Orem, Henderson, dan Orlando, dimana ketiga ahli teori ini sepakat bahwa peran perawat merupakan peran pengganti ketika klien tidak mampu, tidak mau atau tidak tahu merawat  diri dalam menjalankan fungsi interaksinya yang seimbang dengan lingkungan, yang dapat disebabkan oleh faktor  perkembangan, faktor ketidak mampuan, faktor keterbatasan lingkungan, faktor respons berlawanan terhadap interaksi lingkungan dan faktor ketidak­mampuan berkomunikasi.
Teori yang berfokus total dikemukakan melalui dukungan beberapa ahli teori keperawatan yaitu Nightingale, Levine, Rogers, Roy, Neuman, dan Johnson (Marriner-Tomey, 1994) yang memandang bahwa lingkungan merupakan kondisi eksternal sebagai sumber  ventilasi, kehangatan, kebisingan, dan pencahayaan dimana perawat dapat mengatur dan memanipulasinya dalam rangka membantu klien memulihkan diri. Dengan demikian, kegiatan keperawatan meliputi antara lain menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjadinya penyembuhan dan pemulihan kesehatan seorang klien.
Teori ini juga menekankan bahwa keperawatan seyogyanya berperan aktif dalam memfasilitasi interaksi antara individu dan lingkungannya melalui upaya menciptakan lingkungan fisik yang kondusif agar kondisi kesehatan dapat tercapai. Selain itu, berperan aktif melalui hubungan interaksi klien dan lingkungan yang tidak terpisahkan dan amat ekstensif   (komplementer, helisi, dan resonansi). Juga, melalui upaya mempertahankan dan meningkatkan kemampuan proses adaptasi klien terhadap berbagai stimulus. Disamping itu, melalui kemampuan meningkatkan sistem terbuka klien secara intrapersonal, interpersonal, dan ekstrapersonal, dan memfasilitasi sistem perilaku yang positif rnelalui peningkatan fungsi­- fungsi interrelasi dan interdependensi subsistem yang terdapat dalam setiap individu.
d.      Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah pelayanan yang diberikan kepada klien (individu atau kelompok) yang sedang mengalami stress kesehatan-stress penyakit dimana situasi kehidupan yang seimbang menjadi terganggu dan menghasilkan tekanan (biologis, psikologis, dan sosial) serta ketidak-nyamanan.
Keperawatan dapat dipandang sebagi suatu proses kegiatan dan juga sebagai suatu keluaran kegiatan, tergantung dari cara memandang dan perspektif pandangan. Sebagai proses serangkaian kegiatan, maka keperawatan perlu mengorganisasikan, mengatur, mengkoordinasikan serta mengarahkan berbagai sumber (termasuk  klien didalamnya) untuk digunakan seefektif dan efisien mungkin dalam rangka memenuhi kebutuhan klien. Selain itu, untuk mengatasi masalah-masalah aktual dan potensial klien melalui suatu bentuk pelayanan keperawatan yang menekankan pada pengadaan fasilitasi interaksi klien dan lingkungannya.
Keperawatan sebagai dimensi keluaran dipandang sebagai titik akhir pencapaian tujuan dimana keperawatan berhasil menghantarkan klien kembali kepada keadaan awal sebelum sakit sehingga mampu berfungsi sebagai individu sosial yang dapat berinteraksi dengan lingkungan dalam rangka mempertahankan kesejahteraan fisik, psikologis dan sosial.
Keperawatan sering diartikan pula sebagai serangkaian kegiatan atau fungsi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Akan tetapi, banyak pihak yang merasa belum jelas, apakah fungsi-fungsi, proses dan tujuan keperawatan ini, apakah keperawatan hanya memberikan perawatan, ataukah sejenis penyembuhan, apa indikasi keperawatan, apakah keperawatan berfokus pada orang atau lingkungan atau interaksi antara orang dan lingkungan. Untuk menjawab hal – hal ini telah banyak diperkenalkan model-model keperawatan. Dan banyak tujuan keperawatan terkait dengan upaya mempertahankan keseimbangan, upaya adaptasi, merancang pola kehidupan kembali dimana kesemuanya dilakukan dalam rangka pulihnya situasi sehat dan kesehatan.
Konseptualisasi keperawatan yang memfokuskan kepada proses interpersonal atau hubungan antar manusia telah mengarahkan keperawatan sebagai suatu pelayanan kesehatan yang menekankan pada hubungan saling menolong antar manusia.
2.3     Model Konseptual
Model konseptual keperawatan telah memperjelas kespesifikan area fenomena ilmu keperawatan yang melibatkan empat konsep yaitu manusia sebagai pribadi yang utuh dan unik. Konsep kedua adalah lingkungan yang bukan hanya merupakan surnber awal masalah tetapi juga merupakan sumber pendukung bagi individu. Kesehatan merupakan konsep ketiga dimana konsep ini menjelaskan tentang kisaran sehat-sakit yang hanya dapat terputus ketika seseorang meninggal. Konsep keempat adalah keperawatan  sebagai komponen penting dalam  perannya sebagai faktor  penentu pulihnya atau meningkatnya keseimbangan kehidupan seseorang (klien).
Konseptualisasi keperawatan umumnya memandang manusia sebagai mahluk biopsikososial yang berinteraksi dengan keluarga, rnasyarakat, dan kelompok lain termasuk lingkungan fisiknya. Tetapi cara pandang dan fokus penekanan pada skema konseptual dari setiap ilmuwan dapat berbeda satu sama lain, seperti penekanan pada sistem adaptif manusia, subsistem perilaku atau aspek komplementer.
Model konseptual mendefinisikan sehat sebagai kisaran sehat-sakit dari seseorang, dan lingkungan kondusif untuk pemulihan kesehatan. Model ini juga mengidentifikasi tujuan keperawatan yang biasanya menterjemahkannya dari definisi sehat yang dimaksud. Dalam konsep keperawatan juga terlibat suatu penjelasan tentang proses keperawatan dan pola pikir yang terbentuk dari konsep ini.

2.4     Teori Keperawatan Katie Erikson Theory Of Carative Caring
Konsep utama dari theory of carative caring yang dikemukakan oleh Katie Erikson adalah
a.       Caritas
Mengandung maknacinta dan kemurahan hati, merupakan motif dasar dari ilmu caring, artinya bahwa keyakinan, harapan dan cinta dicapai dengan perantaraan caring melalui tindakan pemeliharaan, pelaksanaan dan pembelajaran
b.      Caring Communion
Mengandung konteks pengertian dari caring dan menjadi struktur yang menentukan realitas caring, yang terdiri dari intensitas dan vitalitas yaitu kehangatan, keakraban, ketenangan, ketanggapan, kejujuran dan toleransi. Caring comunion adalah apa yang menyatukan dan mengikat individu/manusia tersebut sehingga membuat caring itu berarti
c.       Tindakan caring
Merupakan suatu seni/cara menjadikan sesuatu yang kurang spesial menjadi sangat special
d.      Etika Caritative Caring
Etika caring menitik beratkan pada hubungan dasar antara pasien dan perawat, dimana saat perawat menemui pasien memenuhi batasan-batasan etika yang jelas.Sikap yang ditampakkan dilakukan melalui pendekatan- pendekatan yaitu tanpa ada prasangka dan tetap melihat manusia sebagai makhluk yang bermartabat.
e.       Martabat
Dalam berinteraksi dengan pasien perlu diperhatikan martabat pasien.Ada dua jenis martabat, yaitu martabat yang mutlak dan martabat yang relatif.Martabat yang relatif dipengaruhi/dapat diperoleh dari budaya.
f.       Menerima panggilan/undangan/invitasi
Perawat datang mengunjungi pasien dan memberikan tindakan perawatan atas permintaan atau undangan dari pasien/keluarga sendiri.
g.      Penderitaan
1.     Penderitaan ada yang dihubungkan dengan kondisi sakit, perawatan, dan kehidupan.
2.      Penderitaan yang dihubungkan dengan kondisi sakit dimana pasien mengalami penderitaan karena kondisi sakitnya tersebut.
3.      Penderitaan yang dihubungkan dengan perawatan, dimana kadang pasien mengalami penderitaan akibat pada saat diberi tindakan perawatan, kurang dipertimbangkan masalah martabat pasien, kurangnya keramahan petugas, adanya kesalahan tindakan, dan terapi latihan yang menyiksa.
h.      Penderitaan manusia
Keadaan yang digambarkan oleh pasien saat dia mengalami sakit dimana pada saat itu ia memikul penderitaan
i.        Rekonsiliasi
Merupakan suatu bentuk drama dari penderitaan dimana seseorang yang menderita ingin memastikan penderitaan yang dialaminya dan diberi kesempatan untuk mencapai rekonsoliasi/kedamaian



j.        Budaya caring
Merupakan konsep dimana Erikson menggunakan lingkungan berdasar pada elemen budaya sebagai tradisi, ritual dan nilai-nilai dasar.Budaya yang berbeda memiliki dasar perubahan nilai etos.Bila suatu comunion muncul berdasarkan etos, budaya menjadi lebih menarik. Budaya caring menunjukkan sikap tanggap terhadap manusia, martabat dan kesuciannya dalam membentuk tujuan communication.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar