Aplikasi Philosophical theories
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Ilmu
dan praktik keperawatan adalah dua hal yang sangat perlu dikembangkan oleh
perawat untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang professional. Perawat
yang berada pada tingkat praktisi, peneliti atau pendidik atau pada posisi lain
diharapkan untuk dapat mengembangkan usaha penerapan teori keperawatan yang
sudah ada dalam ke dalam praktik keperawatan yang baik dan benar. Teori keperawatan
yang telah ada sebenarnya dapat membantu mengarahkan praktik keperawatan menuju
asuhan keperawatan yang lebih baik.Namun saat ini masih kurang usaha penerapan
teori keperawatan tersebut. Akibatnya praktik keperawatan saat ini hanya lebih
mengarah pada praktik yang berdasarkan order dari medis atau praktik yang
berdasarkan rutinitas semata.
Berbagai
teori telah banyak dihasilkan oleh pakar keperawatan dan telah banyak
dipublikasikan dalam bentuk buku-buku.Usaha yang perlu dilakukan perawat dalam
berbagai posisi saat ini adalah mempelajari lebih mendalam dan memahami teori
yang menurut mereka lebih mudah atau dapat diterapkan dalam praktik
keperawatan.untuk membantu memberikan gamabaran dalam usaha pengembangan teori
ke dalam praktik keperawatan, pada makalah ini penulis akan berusaha memaparkan
salah satu teori keperawatan, yaitu teori Katie Erikson tentang “Theory Of
Carative Caring” serta aplikasinya dalam kasus yang ada.
1.2
Rumusan
Masalah
Bagaimanakah
teori Katie Erikson tentang “Theory Of Carative Caring” dan bagaimanakah
aplikasinya dalam kasus keperawatan?
1.3
Tujuan
a.
Memberikan gambaran tentang Theory Of Carative Caring
dari Katie Erikson
b.
Memberikan contoh penerapan Theory Of Carative Caring
dari Katie Erikson dalam praktik
keperawatan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Falsafah Keperawatan
Falsafah
keperawatan merupakan pandangan dasar atau keyakinan dasar tentang hakikat
manusia dan esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam
pelaksanaan praktik keperawatan.Manusia dalam falsafah keperawatan dipandang
sebagai makhluk yang holistik.Sedangkan
esensi keperawatan didalam falsafah keperawatan, meliputi beberapa
komponen antara lain :
1.
Pemberian pelayanan
keperawatan yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan manusia secara komprehensif.
Apabila manusia menjadi individu yang membutuhkan perawatan, dalam hal ini
menjadi klien maka akan memiliki suatu hak untuk mendapatkan pelayanan
keperawatan yang layak.
2.
Lebih memfokuskan
pada aspek kemanusiaan dalam memberikan pelayanan keperawatansehingga hakikat
manusia menjadi unsur yang sangat penting.Pelayanan keperawatan terintegrasi
dalam sistem pelayanan kesehatan secara umum.
Falsafah
keperawatan menyatakan tentang konsep-konsep utama dari discipline ilmu
keperawatan, meletakkan kepercayaan tentang apa itu keperawatan, bagaimana
berpikir dan melakukan keperawatan. Falsafah keperawatan merupakan pandangan
dasar tentang hakekat manusia dan esensi keperawatan yang menjadikan kerangka
dasar dalam praktek keperawatan.Falsafah keperawatan meyakini bahwa manusia
adalah makhluk yang holistik dan memiliki integritas yang tidak dapat
dipisahkan.Manusia dalam falsafah keperawatan juga diyakini sebagai sistem yang
terbuka memiliki pertumbuhan yang tidak terbatas dan makhluk yang unik
mempunyai kemampuan untuk berespon secara positif atau negatif karena perbedaan
budaya, agama, sosial, ekonomi dan pengalaman yang relatif.
2.2 Paradigma Keperawatan
Paradigma keperawatan merupakan suatu
pedoman yang menjadi acuan dan mendasari pelaksanaan praktek keperawatan
diberbagai tatanan kesehatan. Seperti halnya definisi paradigma secara umum,
maka paradigma keperawatan merupakan serangkaian konsep yang bisa sama dan
terdapat dalam berbagai disiplin keilmuan lain, tetapi tidak memiliki definisi
umum yang dapat berlaku secara universal. Paradigma ini terdiri dari empat komponen
yaitu manusia, sehat dan kesehatan, masyarakat dan lingkungan, serta komponen
keperawatan.
a.
Manusia
Keperawatan
meyakini dan menekankan dalam setiap kegiatan pelayanan keperawatannya bahwa
manusia merupakan individu yang layak diperlakukan secara terhormat, dihargai
keunikannya berdasarkan individualitas, dalam berbagai situasi, kondisi, dan
sistem yang dapat mengancam kehormatan dan sifat kemanusiaannya. Perspektif
keperawatan menjelaskan bahwa manusia merupakan pribadi-pribadi dan bukan
obyek. Konseptualitas
keperawatan tentang manusia dapat dibuktikan melalui model-model keperawatan
tentang kemanusiaan, penghargaan terhadap manusia, dan perasaan sebagai
manusia, yang telah berlaku sejak lama.Meskipun
demikian, mengkonseptualisasikan manusia sebagai suatu sumber energi
atau beberapa set sistem perilaku, atau
memperlakukan pikiran dan perasaan manusia sebagai lingkungan internal dapat
menimbulkan keraguan keperawatan untuk menerangkan tentang manusia secara
jelas.
b.
Sehat dan Kesehatan
Definisi sehat&kesehatan
telah berubah dari kondisi seseorang yang bebas penyakit menjadi kondisi yang
mampu mempertahankan individu untuk berfungsi secara konsisten, stabil dan seimbang
dalam menjalani kehidupan sehari-hari melalui interaksi positif dengan
lingkungan. Kesehatan dipandang juga sebagai sebuah kisaran antara sehat dan
sakit dimana individu memiliki suatu nilai yang berharga tentang kesehatan dan
bukan semata-mata suatu fenomena empiris tentang kondisi seseorang.
Para teologis berpendapat bahwa
kesehatan bukan suatu elemen utama yang menjadi gambaran alami seorang
individu, tetapi merupakan elemen tambahan bagi gambaran alami individu. Mereka
menyatakan bahwa tingkat kesehatan individu dapat berbeda dan dapat
dipersepsikan sebagai pelengkap yang bervariasi. Selain itu, makna kesehatan
dikaitkan dengan dua elemen dasar proses kehidupan yaitu identitas diri dan
perubahan diri.
Sebaliknya, keperawatan menolak
bahwa kesehatan hanya merupakan kondisi bebas dari penyakit. Hal ini didukung
oleh Smith yang mencarikanjalan keluar terhadap keragu-raguan keperawatan tentang kesehatan, dan memperkenalkan empat
model yaitu (a) model klinik berdasarkan tidak terdapatnya tanda dan gejala
penyakit, (b) model kinerja peran dimana kinerja peran yang adekuat
mencerminkan kriteria sehat, (c) model adaptif dimana kesehatan merupakan
kondisi interaktif yang efektif antara fisik seseorang dan lingkungannya,
dan (d) model "eudaemonistik"
yang memperluas makna kesehatan menjadi kesejahteraan umum dan realisasi
diri (Nicoll, 1993).
Bcrdasarkan model yang dikemukakan
diatas serta keyakinan keperawatan akan definisi sehat dan kesehatan yang tidak
terbatas pada kondisi bebas dan penyakit, maka komponen paradigma tentang sehat
&kesehatan dapat berkembang
menjadi suatu pemahaman tentang “terciptanya suatu kondisi fisik dan psikologis
seseorang yang bebas dari tanda dan keluhan akibat terjadinya masalah
kesehatan, dimana orang tersebut dapat tetap memperlihatkan kinerja aktif, dinamis,
dan efektif serta kemampuan untuk menyesuaikan diri. terhadap setiap tantangan
dan ancaman yang datang baik dari dalam dirinya sendiri maupun lingkungannya,
dan berkemampuan untuk mempertahankan tingkat kesejahteraan fisik, psikologis,
sosial dan spmtualnya secara seimbang melalui upaya aktualisasi diri yang
positif” .
c.
Masyarakat dan Lingkungan
Fokus
perhatian terhadap interaksi manusia dan
lingkungannya dalam teori keperawatan dapat dikategorikan menjadi dua bagian
yaitu teori keperawatan yang berfokus parsial dan teori keperawatan yang
berfokus total. Pada fokus parsial, perawat berperan sebagai pengganti, dimana
peran perawat diperlukan pada saat klien tidak mampu melakukan kegiatannya.
Teori ini beranggapan bahwa perawat bertanggung jawab terhadap kesehatan dan
kebutuhan harian klien sampai mereka dapat pulih kembali dan mampu bertanggung
jawab terhadap kelangsungan hidup selanjutnya (Marriner-Tomey, 1994). Aplikasi teori ini dapat dilihat dalam teori
Orem, Henderson, dan Orlando, dimana ketiga ahli teori ini sepakat bahwa
peran perawat merupakan peran pengganti ketika klien tidak mampu, tidak mau
atau tidak tahu merawat diri dalam
menjalankan fungsi interaksinya yang seimbang dengan lingkungan, yang dapat disebabkan oleh faktor perkembangan, faktor ketidak mampuan, faktor
keterbatasan lingkungan, faktor respons berlawanan terhadap interaksi
lingkungan dan faktor ketidakmampuan berkomunikasi.
Teori
yang berfokus total dikemukakan melalui dukungan beberapa ahli teori
keperawatan yaitu Nightingale, Levine, Rogers, Roy, Neuman, dan Johnson
(Marriner-Tomey, 1994) yang memandang bahwa lingkungan merupakan kondisi
eksternal sebagai sumber ventilasi, kehangatan, kebisingan, dan
pencahayaan dimana perawat dapat mengatur dan memanipulasinya dalam rangka
membantu klien memulihkan diri. Dengan demikian, kegiatan keperawatan meliputi
antara lain menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjadinya penyembuhan dan
pemulihan kesehatan seorang klien.
Teori
ini juga menekankan bahwa keperawatan seyogyanya berperan aktif dalam
memfasilitasi interaksi antara individu dan lingkungannya melalui upaya
menciptakan lingkungan fisik yang kondusif agar kondisi kesehatan dapat tercapai.
Selain itu, berperan aktif melalui hubungan interaksi klien dan lingkungan yang
tidak terpisahkan dan amat ekstensif
(komplementer, helisi, dan resonansi). Juga, melalui upaya
mempertahankan dan meningkatkan kemampuan proses adaptasi klien terhadap berbagai
stimulus. Disamping itu, melalui kemampuan meningkatkan sistem terbuka klien
secara intrapersonal, interpersonal, dan ekstrapersonal, dan memfasilitasi
sistem perilaku yang positif rnelalui peningkatan fungsi- fungsi interrelasi dan interdependensi subsistem yang terdapat dalam
setiap individu.
d.
Keperawatan
Asuhan
keperawatan adalah pelayanan yang diberikan kepada klien (individu atau kelompok) yang
sedang mengalami stress kesehatan-stress penyakit dimana situasi kehidupan yang
seimbang menjadi terganggu dan menghasilkan tekanan (biologis, psikologis, dan
sosial) serta ketidak-nyamanan.
Keperawatan
dapat dipandang sebagi suatu proses kegiatan dan juga sebagai suatu keluaran
kegiatan, tergantung dari cara memandang dan perspektif pandangan. Sebagai proses serangkaian
kegiatan, maka keperawatan perlu mengorganisasikan, mengatur, mengkoordinasikan
serta mengarahkan berbagai sumber (termasuk
klien didalamnya) untuk digunakan seefektif dan efisien mungkin dalam
rangka memenuhi kebutuhan klien. Selain itu, untuk mengatasi masalah-masalah
aktual dan potensial klien melalui suatu bentuk pelayanan keperawatan yang
menekankan pada pengadaan fasilitasi interaksi klien dan lingkungannya.
Keperawatan
sebagai dimensi keluaran dipandang sebagai titik akhir pencapaian tujuan dimana
keperawatan berhasil menghantarkan klien kembali kepada keadaan awal sebelum sakit
sehingga mampu berfungsi sebagai individu sosial yang dapat berinteraksi dengan
lingkungan dalam rangka mempertahankan kesejahteraan fisik, psikologis dan
sosial.
Keperawatan
sering diartikan pula sebagai serangkaian kegiatan atau fungsi untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Akan tetapi, banyak pihak yang merasa belum
jelas, apakah fungsi-fungsi, proses dan tujuan keperawatan ini, apakah
keperawatan hanya memberikan perawatan, ataukah sejenis penyembuhan, apa
indikasi keperawatan, apakah keperawatan berfokus pada orang atau lingkungan
atau interaksi antara orang dan lingkungan. Untuk menjawab hal – hal ini telah
banyak diperkenalkan model-model keperawatan. Dan banyak tujuan keperawatan
terkait dengan upaya mempertahankan keseimbangan, upaya adaptasi, merancang
pola kehidupan kembali dimana kesemuanya dilakukan dalam rangka pulihnya
situasi sehat dan kesehatan.
Konseptualisasi
keperawatan yang memfokuskan kepada proses interpersonal atau hubungan antar
manusia telah mengarahkan keperawatan sebagai suatu pelayanan kesehatan yang
menekankan pada hubungan saling menolong antar manusia.
2.3 Model Konseptual
Model konseptual keperawatan telah
memperjelas kespesifikan area fenomena ilmu keperawatan yang melibatkan empat
konsep yaitu manusia sebagai pribadi yang utuh dan unik. Konsep kedua
adalah lingkungan yang bukan hanya merupakan surnber awal masalah tetapi
juga merupakan sumber pendukung bagi individu. Kesehatan merupakan
konsep ketiga dimana konsep ini menjelaskan tentang kisaran sehat-sakit yang
hanya dapat terputus ketika seseorang meninggal. Konsep keempat adalah keperawatan sebagai komponen penting dalam perannya sebagai faktor penentu pulihnya atau meningkatnya
keseimbangan kehidupan seseorang (klien).
Konseptualisasi keperawatan umumnya
memandang manusia sebagai mahluk biopsikososial yang berinteraksi dengan
keluarga, rnasyarakat, dan kelompok lain termasuk lingkungan fisiknya. Tetapi
cara pandang dan fokus penekanan pada skema konseptual dari setiap ilmuwan
dapat berbeda satu sama lain, seperti penekanan pada sistem adaptif manusia,
subsistem perilaku atau aspek komplementer.
Model konseptual mendefinisikan sehat
sebagai kisaran sehat-sakit dari seseorang, dan lingkungan kondusif untuk
pemulihan kesehatan. Model ini juga mengidentifikasi tujuan keperawatan yang
biasanya menterjemahkannya dari definisi sehat yang dimaksud. Dalam konsep
keperawatan juga terlibat suatu penjelasan tentang proses keperawatan dan pola
pikir yang terbentuk dari konsep ini.
2.4 Teori Keperawatan Katie Erikson Theory Of
Carative Caring
Konsep
utama dari theory of carative
caring yang dikemukakan oleh Katie Erikson adalah
a.
Caritas
Mengandung
maknacinta dan kemurahan hati, merupakan motif dasar dari ilmu caring, artinya
bahwa keyakinan, harapan dan cinta dicapai dengan perantaraan caring melalui
tindakan pemeliharaan, pelaksanaan dan pembelajaran
b.
Caring Communion
Mengandung
konteks pengertian dari caring dan menjadi struktur yang menentukan realitas
caring, yang terdiri dari intensitas dan vitalitas yaitu kehangatan, keakraban,
ketenangan, ketanggapan, kejujuran dan toleransi. Caring comunion adalah apa yang
menyatukan dan mengikat individu/manusia tersebut sehingga membuat caring itu
berarti
c.
Tindakan caring
Merupakan
suatu seni/cara menjadikan sesuatu yang kurang spesial menjadi sangat special
d.
Etika Caritative Caring
Etika
caring menitik beratkan pada hubungan dasar antara pasien dan perawat, dimana
saat perawat menemui pasien memenuhi batasan-batasan etika yang jelas.Sikap
yang ditampakkan dilakukan melalui pendekatan- pendekatan yaitu tanpa ada
prasangka dan tetap melihat manusia sebagai makhluk yang bermartabat.
e.
Martabat
Dalam
berinteraksi dengan pasien perlu diperhatikan martabat pasien.Ada dua jenis
martabat, yaitu martabat yang mutlak dan martabat yang relatif.Martabat yang
relatif dipengaruhi/dapat diperoleh dari budaya.
f.
Menerima panggilan/undangan/invitasi
Perawat
datang mengunjungi pasien dan memberikan tindakan perawatan atas permintaan
atau undangan dari pasien/keluarga sendiri.
g.
Penderitaan
1. Penderitaan
ada yang dihubungkan dengan kondisi sakit, perawatan, dan kehidupan.
2.
Penderitaan yang dihubungkan dengan kondisi sakit
dimana pasien mengalami penderitaan karena kondisi sakitnya tersebut.
3.
Penderitaan yang dihubungkan dengan perawatan, dimana
kadang pasien mengalami penderitaan akibat pada saat diberi tindakan perawatan,
kurang dipertimbangkan masalah martabat pasien, kurangnya keramahan petugas,
adanya kesalahan tindakan, dan terapi latihan yang menyiksa.
h.
Penderitaan manusia
Keadaan
yang digambarkan oleh pasien saat dia mengalami sakit dimana pada saat itu ia
memikul penderitaan
i.
Rekonsiliasi
Merupakan
suatu bentuk drama dari penderitaan dimana seseorang yang menderita ingin
memastikan penderitaan yang dialaminya dan diberi kesempatan untuk mencapai
rekonsoliasi/kedamaian
j.
Budaya caring
Merupakan
konsep dimana Erikson menggunakan lingkungan berdasar pada elemen budaya
sebagai tradisi, ritual dan nilai-nilai dasar.Budaya yang berbeda memiliki
dasar perubahan nilai etos.Bila suatu comunion muncul berdasarkan etos, budaya
menjadi lebih menarik. Budaya caring menunjukkan sikap tanggap terhadap
manusia, martabat dan kesuciannya dalam membentuk tujuan communication.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar