Kamis, 28 November 2013

Teori Keperawatan Jean Watson


BAB I
PENDAHULUAN

           
A.    Latar Belakang
Alligood &Tomey (2006) menjelaskan bahwa teori muncul atas usaha individual dari para pemimpin keperawatan. Perkembangan teori muncul sebagai produk dari ilmu professional dan proses pertumbuhan  dari pemimpin keperawatan , administrator, pendidik, dan praktisioner yang telah mendapat pendidikan tinggi dan melihat keterbatasan dari disiplin ilmu lain. Dalam membuat suatu teori mereka mempunyai filosofi  atau falsafah sebagai pedoman untuk mengkaji  tentang penyebab dan hukum-hukum yang mendasari realitas, serta keingin-tahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih berdasarkan pada alasan logis dari pada metode empiris. Dengan cara menganalisis suatu fenomena keperawatan secara rasional dan logis.
Salah satu teoris dengan teorinya Philosophy and Science of Caring yaitu Jean Watson menggunakan suatu filosofi untuk mendeskripsikan teorinya. Dia percaya bahwa perawat harus mengembangan filosofi kemanusiaan  dan system nilai. Karena kedua hal tersebut merupakan dasar yang kuat dari ilmu caring (currentnursing, 2011). Salah satu contoh aplikasi teori Philosophy and Science of Caring pada pasien dengan hipertensi. Penerapan teori model watson dipercaya dapat meningkat kualitas hidup dan menurunkan tekanan darah. Karena penerapan model caring ini memandang manusia sebagai mahkluk yang holistik: biologis, psikologis, sosial, spiritual, kultural dan  (Erci. B., 2003 ). Model teori caring watson direkomendasikan pada perawat yang merawat pasien dengan hipertensi agar meraka dapat meningkatkan kemampuannya dan lebih efektif dengan menurunkan tekanan darah dan meningkatkan kualitas hidup pasien (Erci. B., 2003 ).
Pada makalah ini penulis akan berusaha memaparkan salah satu teori keperawatan, yaitu teori dari Jean Watson tentang “Philosophy and Science of Caring” dan penerapan teori tersebut dalam kasus pasien dengan hipertensi.

B.     Rumusan Masalah
Bagaimana teori dari Jean Watson tentang “Philosophy and Science of Caring”  sebagai philosophical theory dan penerapan teori tersebut dalam kasus pasien dengan hipertensi?

C.    Tujuan
1. Mengetahui Teori dari Jean Watson tentang “Philosophy and Science of Caring
2. Penerapan teori tersebut dalam kasus pasien dengan hipertensi.

D.    Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini diharapkan mahasiswa dapat mengambil makna dari filosofi teori keperawatan agar dapat menerapkan pada praktik keperawatan baik dalam pendidikan, pelayanan dan penelitian.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Teori Keperawatan
Teori keperawatan adalah suatu kerangka kerja yang terorganisir konsep dan tujuan yang dirancang untuk memandu praktik keperawatan.Profesional keperawatan menerapkan Teori Keperawatan untuk menggambarkan, menjelaskan, memprediksi atau meresepkan praktik keperawatan. Ada empat tingkatan teori: meta-teori, teori grand, teori mid range , dan teori praktek.Metateory sangat abstrak dan tidak mudah untuk diuji coba, meta theory menyediakan arti-arti, kalimat-kalimat, situasi struktur interkoneksi, dan bahkan observasi oleh perawat-perawat dalam skala global. Meta theory dapat terdiri dari beberapa grand theory, middle range theory, bahkan practice theory. Teori Meta theory keperawatan adalah teori keperawatan tentang teori keperawatan. Meta theory dapat dikritik, terbatas, abstrak dan sangat sulit untuk diaplikasikan dalam praktik.






Bates (2005) membahas perbedaan antara metateori, teori, dan model, yang seringkali digunakan secara bergantian. Menurut Bates (2005) Metateori merupakan landasan filsafat dari sebuah teori; sebagai serangkaian ide mendasar tentang bagaimana seharusnya sebuah fenomena tertentu dipikirkan dan dipelajari.  Dalam sains (science) dan ilmu-ilmu alam, teori mengalami perkembangan amat pesat. Secara klasik perkembangan teori ini mengikuti proses “description, prediction, explanation”. Pada tahap pertama, sebuah fenomena alam mendapat penjelasan alias deskripsi. Tentu saja sulit menyelidiki sesuatu tanpa menjelaskannya lebih dahulu. Lalu, ketika sudah ada beberapa pengetahuan tentang sebuah fenomena tertentu, ilmuwan mulai membuat dugaan atau prediksi tentang  keterkaitan, proses, atau urutan kejadan (sequences) tentang fenomena tersebut. Lalu, berdasarkan pengujian tentang dugaan-dugaan tersebut, dikembangkanlah penjelasan atau eksplanasi, dan inilah yang kemudian disebut teori.
Dalam bidang sains pula lah pengertian teori dikaitkan dengan metode ilmiah yang biasa disebut metode sederhana untuk melakukan induksi-deduksi  (naïve inductive-deductive method) (Ben-Ari, 2005).  
B.     Teori Jean Watson Philosophical and Science of Caring
        Jean Watson lahir pada tahun 1940, dia adalah BS dalam keperawatan, MS dalam Psychiatric-Mental Health Nursing dari University of Colorado, Denver, dan PhD dalam Educational Psycology. Watson adalah pengarang banyak artikel, chapter buku dan buku lainnya. Penelitiannya tentang perawatan manusia dan kehilangan. Teorinya yang telah dipublikasikan dalam keperawatan adalah Human Science and Human Care. Dia percaya bahwa focus utama dalam keperawatan adalah pada carative factor dimana ia berasal dari Humanistik perpective yang dikombinasikan dengan dasar ilmu pengetahuan ilmiah. Untuk perawat pengembangan humanistic filosofi dan system nilai, serta latar belakang seni yang kuat itu perlu. Filososfi dan system nilai akan memberikan fondasi yang kokoh untuk ilmu asuhan keperawatan. Dasar seni dapat membantu perawat untuk mengembangkan visi mereka serta nilai-nilai dunia dan untuk mengembangkan ketrampilan berfikir kritis. Pengembangan ketrampilan ini dibutuhkan dalam asuhan keperawatan dimana focusnya lebih kepada peningkatan kesehatan daripada pengobatan penyakit.
1. Paradigma Keperawatan Menurut Watson
a. Keperawatan
Keperawatan adalah penerapan art dan human science melalui transaksi transpersonal caring untuk membantu manusia mencapai keharmonisan pikiran, jiwa dan raga yang menimbulkan selfknowlegde, self-control, self-care, dan selfhealing.
b. Klien
Klien adalah individu atau kelompok yang mengalami ketidakharmonisan pikiran, jiwa dan raga, yang membutuhkan bantuan terhadap pengambilan keputusan tentang kondisi sehat-sakitnya untuk meningkatkan harmonisasi, self-control, pilihan dan selfdetermination.
c. Kesehatan
Kesehatan adalah kesatuan dan keharmonisan didalam pikiran, jiwa dan raga antara diri dengan orang lain dan antara diri dengan lingkungan.
d. Lingkungan
Lingkungan adalah dimana interaksi transpersonal caring terjadi antara klien dan perawat.
2. Asumsi Watson
Watson mengusulkan 7 asumsi tentang ilmu perawatan dan 10 carative faktor utama yang membentuk teorinya. Dasar asumsinya adalah :
a.       Asuhan keperawatan dapat ditujukan secara efektif dan dapat dipraktekkan hanya secara interpersonal.
b.      Asuhan keperawatan terdiri dari carative factor yang menghasilkan kepuasan pada kebutuhan manusia tertentu.
c.       Efektifitas asuhan keperawatan meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan individu dan keluarga.
d.      Respon asuhan keperawatan menerima seseorang tidak hanya sebagai ia sekarang tapi juga hal-hal yang mungkin terjadi padanya.
e.       Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan kemungkinan perkembangan sementara mengizinkan seseorang untuk memilih tindakan yang terbaik untuk dirinya pada saat diberikan kesempatan.
f.       Asuhan lebih healthogenic dari pada pengbatan. Praktek asuhan terintegrasi dengan pengetahuan biofisikal dengan perilaku manusia untuk meningkatkan kesehatan orang yang sakit. Asuhan keperawatan melengkapi pengobatan.
g.      Praktek asuhan adalah sentral dari keperawatan.
3. Struktur Asuhan Keperawatan Menurut Watson di jelasan  dalam 10 carative factor:
a.      Humanistic – altruistic
Dimulai pada usia dini dengan membawa nilai-nilai dari orang tua, serta pengalaman pribadi. Watson menganjurkan bahwa asuhan keperawatan didasarkan pada nilai-nilai kemanusiaan (humanistic) dan perilaku mementingkan kepentingan orang lain daripada diri sendiri (altruistic). Hal ini dapat dikembangkan dengan memahami nilai-nilai yang ada pada diri sendiri, keyakinan, interaksi dengan bermacam-macam kultur, serta pengalaman pribadi.
b.      Faith-Hope
Perlu untuk carative dan curative proses. Perawat perlu menekan penggunaan obat untuk curative dan juga membantu seseorang untuk mengetahui bahwa ada alternative pengobatan yang lain seperti meditasi, relaksasi atau kekuatan penyembuhan oleh diri sendiri atau secara spiritual.
c.       Pengembangan sensitifitas untuk diri sendiri dan untuk orang lain
Sebagai perawat perlu untuk meningkatkan sensitivitas diri pribadi dan pada orang lain serta lebih authentic.
d.      Membangun hubungan helping – trust
Ciri hubungan ini adalah harmoni, empati dan hangat. Hubungan yang harmoni terbuka dan jujur tidak dibuat-buat. Empati adalah perawat berusaha untuk merasakan apa yang dirasakan klien, hangat dimana kita menerima orang lain secara positif.
e.       Menerima pengekpresian perasaan baik positif ataupun negative
Ekspresi meningkatkan kesadaran, perasaan mempengaruhi pikiran dan perilaku, dan hal ini perlu untuk dipertimbangkan dan memelihara hubungan.
f.        Menggunakan metode pemecahan masalah yang sistematik dalam pengambilan keputusan
Watson percaya bahwa tanpa penggunaan metode pemecahan masalah yang sistematik dan praktek yang efektif merupakan sebuah kebetulan, sembrono atau berbahaya. Metode pemecahan masalah yang ilmiah merupakan metode yang memberikan control dan prediksi serta membolehkan koreksi.
g.      Peningkatan belajar mengajar interpersonal
Merupakan factor dimana seseorang berusaha mengontrol kesehatan mereka setelah ia mendapat informasi-informasi dan alternative pengobatan. Dalam merawat, perawat memfokuskan pada proses belajar sama banyaknya dengan proses mengajar.
h.      Menyediakan dukungan, melindungi dan memperbaiki lingkungan mental, fisikal, sosiokultural dan spiritual.
Perawat dapat memberikan dukungan situasional, membantu seseorang mengembangkan persepsi yang lebih akurat, membantu informasi sehingga pasien dapat menanggulangi masalahnya. Perawat juga harus memberikan perasaan nyaman, keleluasaan pribadi, aman kepada pasien.
i.        Membantu memenuhi kebutuhan manusia
Urutan kebutuhan menurut Watson hampir serupa dengan hirarki kebutuhan menurut Maslow, yaitu :
1)      Kebutuhan biofisikal (lower order needs)
-          Kebutuhan untuk makanan dan cairan, Kebutuhan untuk eliminasi, Kebutuhan ventilasi
Merupakan kebutuhan untuk hidup
2)      Kebutuhan psikofisikal (higher order needs)
-          Kebutuhan untuk aktifitas dan tidak aktif, Kebutuhan seksualitas
Merupakan kebutuhan fungsional
3)      Kebutuhan psikososial (higher order needs)
-          Kebutuhan untuk berprestasi, Kebutuhan untuk ikut menjadi anggota suatu perkumpulan
Merupakan kebutuhan untuk integrasi
4)      Kebutuhan intrapersonal-interpersonal (higher order needs)
-          Kebutuhan untuk aktualisasi diri
Merupakan kebutuhan untuk pengembangan.
j.        Menghargai kekuatan eksistensial-phenomenological
Phenomenology adalah jalan untuk mengerti seseorang dari penampilannya. Factor ini membantu seseorang untuk mengerti kehidupan, sakit dan kematian. Membantu seseorang untuk menentukan kekuatan atau keberanian untuk menghadapi kehidupan atau kematian.
Teori human caring yang dikembangkan oleh Watson antara tahun 1975-1979, hanya berkisar pada sepuluh carative factors sebagai suatu kerangka untuk memberikan suatu bentuk dan focus terhadap fenomena keperawatan. Watson menganggap istilah “factors” terlalu stagnant terhadap sensibilitasnya di masa kini. Ia pun kemudian menawarkan suatu konsep yang lebih sesuai dengan evolusi teorinya dan arahnya di masa depan. Konsep tersebut adalah “clinical caritas” dan “caritas processes”, yang dianggapnya lebih cocok dengan ide-ide dan arah perkembangan teorinya (Watson, 2004)
4. Faktor Carative dalam Caring
Original carative factors kemudian dikembangkan oleh Watson menjadi clinicalcaritas processes yang menawarkan pandangan yang lebih terbuka (Watson, 2004), yaitu:
a.       Menerapkan perilaku yang penuh kasih sayang dan kebaikan dan ketenangan dalam konteks kesadaran terhadap caring.
b.      Hadir dengan sepenuhnya, dan mewujudkan dan mempertahankan system keperacayaan yang dalam dan dunia kehidupan subjektif dari dirinya dan orang dirawat.
c.       Memberikan perhatian terhadap praktek spiritual dan transpersonal diri orang lain, melebihi ego dirinya.
d.      Mengembangkan dan mempertahakan suatu hubungan caring yang sebenarnya, yang saling bantu dan saling percaya.
e.       Hadir untuk menampung dan mendukung ekspresi perasaan positif dan negative. sebagai suatu hubungan dengan semangat yang dalam dari diri sendiri dan orang yang dirawat.
f.       Menggunakan diri sendiri dan semua cara yang diketahui secara kreatif sebagai bagian dari proses caring, untuk terlibat dalam penerapan caring-healing yang artistik.
g.      Terlibat dalam pengalaman belajar mengajar yang sebenarnya yang mengakui keutuhan diri orang lain dan berusaha untuk memahami sudut pandang orang lain.
h.      Menciptakan lingkungan healing pada seluruh tingkatan, baik fisik maupun non fisik, lingkungan yang kompleks dari energi dan kesadaran, yang memiliki keholistikan, keindahan, kenyamanan,martabat, dan kedamaian.
i.        Membantu terpenuhinya kebutuhan dasar, dengan kesadaran caring yang penuh, memberikan “human care essentials”, yang memunculkan penyesuaian jiwa, raga dan pikiran, keholistikan, dankesatuan diri dalam seluruh aspek care; dengan melibatkan jiwa dan keberadaan secara spiritual.
j.        Menelaah dan menghargai misteri spritual, dan dimensi eksistensial dari kehidupan dan kematian seseorang, “soulcare” bagi diri sendiri dan orang yang dirawat.
6. Perilaku Caring
Daftar dimensi caring (Caring Dimensions Inventory = CDI) yang didesain oleh Watson dan Lea (1997) merupakan instrumen yang dikembangkan untuk meneliti perilaku perawat (perilaku caring). Daftar dimensi caring tersebut antara lain:
CDI 1. Membantu klien dalam ADL.
CDI2. Membuat catatan keperawatan mengenai klien.
CDI 3. Merasa bersalah /menyesal kepada klien
CDI 4. Memberikan pengetahuan kepada klien sebagai individu
CDI 5. Menjelaskan prosedur klinik
CDI 6. Berpakaian rapi ketika bekerja dengan klien
CDI 7. Duduk dengan klien
CDI 8. Mengidentifikasi gaya hidup klien
CDI 9. Melaporkan kondisi klien kepada perawat senior
CDI 10. Bersama klien selama prosedur klinik
CDI 11. Bersikap manis dengan klien
CDI 12. Mengorganisasi pekerjaan dengan perawat lain untuk klien
CDI 13. Mendengarkan klien
CDI 14. Konsultasi dengan dokter mengenai klien
CDI 15. Menganjurkan klien mengenai aspek self care
CDI 16. Melakukan sharing mengenai masalah pribadi dengan klien
CDI 17. Memberikan informasi mengenai klien
CDI 18. Mengukur tanda vital klien
CDI 19. Menempatkan kebutuhan klien sebelum kebutuhan pribadi
CDI 20. Bersikap kompeten dalam prosedur klinik
CDI 21. Melibatkan klien dalam perawatan
CDI 22. Memberikan jaminan mengenai prosedur klinik
CDI 23. Memberikan privacy kepada klien
CDI 24. Bersikap gembira dengan klien
CDI 25. Mengobservasi efek medikasi kepada Klien



Tidak ada komentar:

Posting Komentar