BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Alligood
&Tomey (2006) menjelaskan bahwa teori muncul atas usaha individual dari
para pemimpin keperawatan. Perkembangan teori muncul sebagai produk dari ilmu
professional dan proses pertumbuhan dari
pemimpin keperawatan , administrator, pendidik, dan praktisioner yang telah
mendapat pendidikan tinggi dan melihat keterbatasan dari disiplin ilmu lain.
Dalam membuat suatu teori mereka mempunyai filosofi atau falsafah sebagai pedoman untuk
mengkaji tentang penyebab dan
hukum-hukum yang mendasari realitas, serta keingin-tahuan tentang gambaran
sesuatu yang lebih berdasarkan pada alasan logis dari pada metode empiris. Dengan
cara menganalisis suatu fenomena keperawatan secara rasional dan logis.
Salah satu
teoris dengan teorinya Philosophy and Science of Caring yaitu Jean Watson
menggunakan suatu filosofi untuk mendeskripsikan teorinya. Dia percaya bahwa
perawat harus mengembangan filosofi kemanusiaan
dan system nilai. Karena kedua hal tersebut merupakan dasar yang kuat
dari ilmu caring (currentnursing, 2011). Salah satu contoh aplikasi teori
Philosophy and Science of Caring pada pasien dengan hipertensi. Penerapan teori
model watson dipercaya dapat meningkat kualitas hidup dan menurunkan tekanan
darah. Karena penerapan model caring ini memandang manusia sebagai mahkluk yang
holistik: biologis, psikologis, sosial, spiritual, kultural dan (Erci. B., 2003 ). Model teori caring watson
direkomendasikan pada perawat yang merawat pasien dengan hipertensi agar meraka
dapat meningkatkan kemampuannya dan lebih efektif dengan menurunkan tekanan
darah dan meningkatkan kualitas hidup pasien (Erci. B., 2003 ).
Pada makalah ini
penulis akan berusaha memaparkan salah satu teori keperawatan, yaitu teori dari
Jean Watson tentang “Philosophy and Science of Caring” dan penerapan teori
tersebut dalam kasus pasien dengan hipertensi.
B.
Rumusan Masalah
Bagaimana
teori dari Jean Watson tentang “Philosophy
and Science of Caring” sebagai
philosophical theory dan penerapan teori tersebut dalam kasus pasien dengan
hipertensi?
C.
Tujuan
1. Mengetahui Teori
dari Jean Watson tentang “Philosophy and
Science of Caring”
2. Penerapan
teori tersebut dalam kasus pasien dengan hipertensi.
D.
Manfaat
Manfaat dari
penulisan makalah ini diharapkan mahasiswa dapat mengambil makna dari filosofi
teori keperawatan agar dapat menerapkan pada praktik keperawatan baik dalam
pendidikan, pelayanan dan penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori
Keperawatan
Teori keperawatan adalah suatu kerangka kerja yang terorganisir konsep dan
tujuan yang dirancang untuk memandu praktik keperawatan.Profesional
keperawatan menerapkan Teori Keperawatan untuk menggambarkan, menjelaskan,
memprediksi atau meresepkan praktik keperawatan. Ada empat
tingkatan teori: meta-teori, teori grand, teori mid range , dan teori praktek.Metateory sangat
abstrak dan tidak mudah untuk diuji coba, meta theory menyediakan arti-arti,
kalimat-kalimat, situasi struktur interkoneksi, dan bahkan observasi oleh
perawat-perawat dalam skala global. Meta theory dapat terdiri dari beberapa
grand theory, middle range theory, bahkan practice theory. Teori
Meta theory keperawatan adalah teori keperawatan tentang teori keperawatan.
Meta theory dapat dikritik, terbatas, abstrak dan sangat sulit untuk
diaplikasikan dalam praktik.
Bates
(2005) membahas perbedaan antara metateori, teori, dan model, yang seringkali
digunakan secara bergantian. Menurut Bates (2005) Metateori merupakan landasan
filsafat dari sebuah teori; sebagai serangkaian ide mendasar tentang bagaimana
seharusnya sebuah fenomena tertentu dipikirkan dan dipelajari. Dalam
sains (science) dan ilmu-ilmu alam, teori mengalami perkembangan amat
pesat. Secara klasik perkembangan teori ini mengikuti proses “description,
prediction, explanation”. Pada tahap pertama, sebuah fenomena alam
mendapat penjelasan alias deskripsi. Tentu saja sulit menyelidiki sesuatu tanpa
menjelaskannya lebih dahulu. Lalu, ketika sudah ada beberapa pengetahuan
tentang sebuah fenomena tertentu, ilmuwan mulai membuat dugaan atau
prediksi tentang keterkaitan, proses, atau urutan kejadan (sequences)
tentang fenomena tersebut. Lalu, berdasarkan pengujian tentang dugaan-dugaan
tersebut, dikembangkanlah penjelasan atau eksplanasi, dan inilah yang kemudian
disebut teori.
Dalam
bidang sains pula lah pengertian teori dikaitkan dengan metode ilmiah yang
biasa disebut metode sederhana untuk melakukan induksi-deduksi (naïve
inductive-deductive method) (Ben-Ari, 2005).
B. Teori Jean Watson “Philosophical and
Science of Caring”
Jean Watson
lahir pada tahun 1940, dia adalah BS dalam keperawatan, MS dalam
Psychiatric-Mental Health Nursing dari University of Colorado, Denver, dan PhD
dalam Educational Psycology. Watson adalah pengarang banyak artikel, chapter
buku dan buku lainnya. Penelitiannya tentang perawatan manusia dan kehilangan.
Teorinya yang telah dipublikasikan dalam keperawatan adalah Human Science and Human Care. Dia percaya bahwa focus utama dalam
keperawatan adalah pada carative factor dimana ia berasal dari Humanistik perpective yang
dikombinasikan dengan dasar ilmu pengetahuan ilmiah. Untuk perawat pengembangan
humanistic filosofi
dan system nilai, serta latar belakang seni yang kuat itu perlu. Filososfi dan
system nilai akan memberikan fondasi yang kokoh untuk ilmu asuhan keperawatan.
Dasar seni dapat membantu perawat untuk mengembangkan visi mereka serta
nilai-nilai dunia dan untuk mengembangkan ketrampilan berfikir kritis.
Pengembangan ketrampilan ini dibutuhkan dalam asuhan keperawatan dimana
focusnya lebih kepada peningkatan kesehatan daripada pengobatan penyakit.
1. Paradigma
Keperawatan Menurut Watson
a. Keperawatan
Keperawatan
adalah penerapan art dan human science melalui transaksi
transpersonal caring untuk membantu manusia mencapai keharmonisan pikiran, jiwa
dan raga yang menimbulkan selfknowlegde, self-control, self-care, dan
selfhealing.
b. Klien
Klien
adalah individu atau kelompok yang mengalami ketidakharmonisan pikiran, jiwa
dan raga, yang membutuhkan bantuan terhadap pengambilan keputusan tentang
kondisi sehat-sakitnya untuk meningkatkan harmonisasi, self-control,
pilihan dan selfdetermination.
c. Kesehatan
Kesehatan
adalah kesatuan dan keharmonisan didalam pikiran, jiwa dan raga antara diri
dengan orang lain dan antara diri dengan lingkungan.
d. Lingkungan
Lingkungan
adalah dimana interaksi transpersonal caring terjadi antara klien dan
perawat.
2. Asumsi Watson
Watson
mengusulkan 7 asumsi tentang ilmu perawatan dan 10 carative faktor
utama yang membentuk teorinya. Dasar asumsinya adalah :
a.
Asuhan
keperawatan dapat ditujukan secara efektif dan dapat
dipraktekkan hanya secara interpersonal.
b.
Asuhan
keperawatan terdiri dari carative factor yang menghasilkan kepuasan pada
kebutuhan manusia tertentu.
c.
Efektifitas
asuhan keperawatan meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan individu dan
keluarga.
d.
Respon
asuhan keperawatan menerima seseorang tidak hanya sebagai ia sekarang tapi juga
hal-hal yang mungkin terjadi padanya.
e.
Lingkungan
asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan kemungkinan perkembangan
sementara mengizinkan seseorang untuk memilih tindakan yang terbaik untuk
dirinya pada saat diberikan kesempatan.
f.
Asuhan
lebih healthogenic dari pada
pengbatan. Praktek asuhan terintegrasi dengan pengetahuan biofisikal dengan
perilaku manusia untuk meningkatkan kesehatan orang yang sakit. Asuhan
keperawatan melengkapi pengobatan.
g.
Praktek
asuhan adalah sentral dari keperawatan.
3. Struktur Asuhan
Keperawatan Menurut Watson di jelasan dalam 10 carative factor:
a. Humanistic – altruistic
Dimulai pada
usia dini dengan membawa nilai-nilai dari orang tua, serta pengalaman pribadi.
Watson menganjurkan bahwa asuhan keperawatan didasarkan pada nilai-nilai
kemanusiaan (humanistic) dan perilaku mementingkan kepentingan orang lain
daripada diri sendiri (altruistic). Hal ini dapat dikembangkan dengan memahami
nilai-nilai yang ada pada diri sendiri, keyakinan, interaksi dengan
bermacam-macam kultur, serta pengalaman pribadi.
b. Faith-Hope
Perlu untuk
carative dan curative proses. Perawat perlu menekan penggunaan obat untuk
curative dan juga membantu seseorang untuk mengetahui bahwa ada alternative
pengobatan yang lain seperti meditasi, relaksasi atau kekuatan penyembuhan oleh
diri sendiri atau secara spiritual.
c. Pengembangan sensitifitas untuk diri sendiri dan
untuk orang lain
Sebagai perawat
perlu untuk meningkatkan sensitivitas diri pribadi dan pada orang lain serta
lebih authentic.
d. Membangun hubungan helping – trust
Ciri hubungan
ini adalah harmoni, empati dan hangat. Hubungan yang harmoni terbuka dan jujur
tidak dibuat-buat. Empati adalah perawat berusaha untuk merasakan apa yang
dirasakan klien, hangat dimana kita menerima orang lain secara positif.
e. Menerima pengekpresian perasaan baik positif ataupun
negative
Ekspresi
meningkatkan kesadaran, perasaan mempengaruhi pikiran dan perilaku, dan hal ini
perlu untuk dipertimbangkan dan memelihara hubungan.
f.
Menggunakan
metode pemecahan masalah yang sistematik dalam pengambilan keputusan
Watson percaya
bahwa tanpa penggunaan metode pemecahan masalah yang sistematik dan praktek
yang efektif merupakan sebuah kebetulan, sembrono atau berbahaya. Metode
pemecahan masalah yang ilmiah merupakan metode yang memberikan control dan
prediksi serta membolehkan koreksi.
g. Peningkatan belajar mengajar interpersonal
Merupakan factor
dimana seseorang berusaha mengontrol kesehatan mereka setelah ia mendapat
informasi-informasi dan alternative pengobatan. Dalam merawat, perawat
memfokuskan pada proses belajar sama banyaknya dengan proses mengajar.
h. Menyediakan dukungan, melindungi dan memperbaiki
lingkungan mental, fisikal, sosiokultural dan spiritual.
Perawat dapat
memberikan dukungan situasional, membantu seseorang mengembangkan persepsi yang
lebih akurat, membantu informasi sehingga pasien dapat menanggulangi
masalahnya. Perawat juga harus memberikan perasaan nyaman, keleluasaan pribadi,
aman kepada pasien.
i.
Membantu
memenuhi kebutuhan manusia
Urutan kebutuhan
menurut Watson hampir serupa dengan hirarki kebutuhan menurut Maslow, yaitu :
1)
Kebutuhan
biofisikal (lower order needs)
-
Kebutuhan
untuk makanan dan cairan, Kebutuhan untuk
eliminasi, Kebutuhan
ventilasi
Merupakan
kebutuhan untuk hidup
2)
Kebutuhan
psikofisikal (higher order needs)
-
Kebutuhan
untuk aktifitas dan tidak aktif, Kebutuhan
seksualitas
Merupakan
kebutuhan fungsional
3)
Kebutuhan
psikososial (higher order needs)
-
Kebutuhan
untuk berprestasi, Kebutuhan
untuk ikut menjadi anggota suatu perkumpulan
Merupakan
kebutuhan untuk integrasi
4)
Kebutuhan
intrapersonal-interpersonal (higher order needs)
-
Kebutuhan
untuk aktualisasi diri
Merupakan
kebutuhan untuk pengembangan.
j.
Menghargai
kekuatan eksistensial-phenomenological
Phenomenology
adalah jalan untuk mengerti seseorang dari penampilannya. Factor ini membantu
seseorang untuk mengerti kehidupan, sakit dan kematian. Membantu seseorang
untuk menentukan kekuatan atau keberanian untuk menghadapi kehidupan atau
kematian.
Teori human
caring yang dikembangkan oleh Watson antara tahun 1975-1979, hanya berkisar
pada sepuluh carative factors sebagai suatu kerangka untuk memberikan suatu
bentuk dan focus terhadap fenomena keperawatan. Watson menganggap istilah
“factors” terlalu stagnant terhadap sensibilitasnya di masa kini. Ia pun
kemudian menawarkan suatu konsep yang lebih sesuai dengan evolusi teorinya dan
arahnya di masa depan. Konsep tersebut adalah “clinical caritas” dan “caritas
processes”, yang dianggapnya lebih cocok dengan ide-ide dan arah perkembangan
teorinya (Watson, 2004)
4. Faktor
Carative dalam Caring
Original carative factors kemudian
dikembangkan oleh Watson menjadi clinicalcaritas processes yang
menawarkan pandangan yang lebih terbuka (Watson, 2004), yaitu:
a.
Menerapkan
perilaku yang penuh kasih sayang dan kebaikan dan ketenangan dalam konteks
kesadaran terhadap caring.
b.
Hadir
dengan sepenuhnya, dan mewujudkan dan mempertahankan system keperacayaan yang
dalam dan dunia kehidupan subjektif dari dirinya dan orang dirawat.
c.
Memberikan
perhatian terhadap praktek spiritual dan transpersonal diri orang lain, melebihi
ego dirinya.
d.
Mengembangkan
dan mempertahakan suatu hubungan caring yang sebenarnya, yang saling bantu dan
saling percaya.
e.
Hadir
untuk menampung dan mendukung ekspresi perasaan positif dan negative. sebagai
suatu hubungan dengan semangat yang dalam dari diri sendiri dan orang yang
dirawat.
f.
Menggunakan
diri sendiri dan semua cara yang diketahui secara kreatif sebagai bagian dari
proses caring, untuk terlibat dalam penerapan caring-healing yang artistik.
g.
Terlibat
dalam pengalaman belajar mengajar yang sebenarnya yang mengakui keutuhan diri
orang lain dan berusaha untuk memahami sudut pandang orang lain.
h.
Menciptakan
lingkungan healing pada seluruh tingkatan, baik fisik maupun non fisik,
lingkungan yang kompleks dari energi dan kesadaran, yang memiliki keholistikan,
keindahan, kenyamanan,martabat, dan kedamaian.
i.
Membantu
terpenuhinya kebutuhan dasar, dengan kesadaran caring yang penuh, memberikan “human
care essentials”, yang memunculkan penyesuaian jiwa, raga dan pikiran,
keholistikan, dankesatuan diri dalam seluruh aspek care; dengan melibatkan jiwa
dan keberadaan secara spiritual.
j.
Menelaah
dan menghargai misteri spritual, dan dimensi eksistensial dari kehidupan dan
kematian seseorang, “soulcare” bagi diri sendiri dan orang yang dirawat.
6.
Perilaku Caring
Daftar
dimensi caring (Caring Dimensions Inventory = CDI) yang didesain
oleh Watson dan Lea (1997) merupakan instrumen yang dikembangkan
untuk meneliti perilaku perawat (perilaku caring). Daftar dimensi caring
tersebut antara lain:
CDI
1. Membantu klien dalam ADL.
CDI2.
Membuat catatan keperawatan mengenai klien.
CDI
3. Merasa bersalah /menyesal kepada klien
CDI
4. Memberikan pengetahuan kepada klien sebagai individu
CDI
5. Menjelaskan prosedur klinik
CDI
6. Berpakaian rapi ketika bekerja dengan klien
CDI
7. Duduk dengan klien
CDI
8. Mengidentifikasi gaya hidup klien
CDI
9. Melaporkan kondisi klien kepada perawat senior
CDI 10. Bersama
klien selama prosedur klinik
CDI 11. Bersikap
manis dengan klien
CDI 12.
Mengorganisasi pekerjaan dengan perawat lain untuk klien
CDI
13. Mendengarkan klien
CDI
14. Konsultasi dengan dokter mengenai klien
CDI
15. Menganjurkan klien mengenai aspek self care
CDI
16. Melakukan sharing mengenai masalah pribadi dengan klien
CDI
17. Memberikan informasi mengenai klien
CDI
18. Mengukur tanda vital klien
CDI
19. Menempatkan kebutuhan klien sebelum kebutuhan pribadi
CDI
20. Bersikap kompeten dalam prosedur klinik
CDI
21. Melibatkan klien dalam perawatan
CDI
22. Memberikan jaminan mengenai prosedur klinik
CDI
23. Memberikan privacy kepada klien
CDI
24. Bersikap gembira dengan klien
CDI
25. Mengobservasi efek medikasi kepada Klien
Tidak ada komentar:
Posting Komentar