BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Dorothy E. Johnson
Dorothy E. Johnson dilahirkan pada tanggal 21 agustus 1919 di Savannah, Georgia. Pada tahun1933 Johnson
memperoleh gelar A.A.dari Armstrong
junior College di Savannah, Georgia. Pada tahun1949-1978 Johnson menjadi instruktur dan asistenprofesor
dalam perawat kesehatan anak-anak
(pediatric nursing) di Vanderbilt University School of Nursing. Pada tahun1955-1956 Johnson
menjadi penasehat pediatric nursing yang ditugaskan di Sekolah kesehatan
Kristen bidang Keperawatan di Vellore, India Selatan. Dan Johnson mendapatkan Penghargaan yang
paling dibanggakan yaitu
Faculty Award. Pada tahun
1975 mendapatkan penghargaan kembali
sebagai Lulu Hassenplug Distinguished Achievement Award dari Asisi. Teori sistem perilaku Johnson tumbuh dari
keyakinan Nightingale yakni tujuan perawatan adalah membantu individu-individu
untuk mencegah atau mengobati dari penyakit atau cidera. Ilmu dan seni merawat
harus berfokus pada pasien sebagai individu dan bukan pada entitas yang spesifik.
Johnson memanfaatkan hasil kerja ilmu perilaku dalam
psikologi, sosiologi dan etnologi untuk membangun teorinya . ia menyandarkan
sepenuhnya pada toeri sistem-sistem dan menggunakan konsep dan definisi dari A.
Rapoport,R. Chin dan W.Buckley. struktur teori sistem perilaku dipolakan
sesudah model sistem; sistem dinyatakan terdiri dari bagian yang berkaitan
untuk melakukan fungsi bersama-sama untuk membentuk keseluruhan. Dalam
tulisannya, Johnson mengkonseptualkan manusia sebagai sistem perilaku dimana fungsi
adalah observasi perilaku adalah teori sistem biologi, yang menyatakan bahwa
manusia merupakan sistem biologi yang terdiri dari bagian biologi dan penyakit
adalah hasil gangguan sistem biologi.
Pengembangan teori dari sebuah perspektif filosofis, Johnson
menulis bahwa perawatan merupakan konstribusi penyediaan fungsi perilaku
efektif pada pasien sebelum, selama dan sesudah penyakit. Ia memakai konsep
dari disiplin ilmu lain seperti sosialisasi, motivasi, stimulus, kepekaan,
adaptasi dan modifikasi perilaku, untuk mengembangkan teorinya.
Johnson mencatat bahwa meski literatur menunjukkan ide
dukungan lain yaitu bahwa manusia merupakan sistem perilaku, sejauh yang ia
tahu, ide tersebut adalah asli dari dirinya. Pengetahuan bagian-bagian sistem
perilaku didukung dalam ilmu-ilmu perilaku, tetapi literatur empiris mendukung
dugaan bahwa sistem perilaku merupakan keseluruhan yang belum dikembangkan.
Dalam sistem biologis , pengetahuan atas bagian-bagianya lebih dahulu dari
pengetahuan keseluruhan sistem.
B.
Konsep Utama Teori Dorthy E. Johnson (Definisi – definisi)
Dorthy E. Johnson meyakini bahwa asuhan keperawatan dilakukan
untuk membantu individu memfasilitasi tingkah laku yang efektif dan efisien
untuk mencegah timbulnya penyakit. Manusia adalah makhluk yang utuh dan terdiri
dari 2 sistem yaitu sistem biologi dan tingkah laku tertentu. Lingkungan
termasuk masyarakat adalah sistem eksternal yang berpengaruh terhadap perilaku
seseorang. Seseorang diakatan sehat jika mampu berespon adaptif baik fisik,
mental, emosi dan sosial terjadap lingkunagn internal dan eksternal dengan
harapan dapat memelihara kesehatannya. Menurut Johnson ada 4 tujuan asuhan
keperawatan kepada individu, yaitu agar tingkah lakunya sesuai dengan tuntutan
dan harapan masyarakat, mampu beradaptasi terhadap perubahan fungsi tubuhnya,
bermanfaat bagi dirinya dan orang lain atau produktif serta mampu mengatasi
masalah kesehatan yang lainnya.
Teori keperawatan Dorothy E Johnson diukur dengan ‘’behavioral
sistem theory’’. Johnson menerima definisi perilaku seperti diyatakan oleh para
ahli perilaku dan biologi: output dari struktur dan proses-proses
intra-organismik yang keduanya dikoordinasi dan di artikulasi dan bersifat
responsif terhadap perubahan-perubahan dalam sensori stimulation. Johnson
memfokuskan pada perilaku yang dipengaruhi oleh kehadiran aktual dan tak
langsung makhluk sosial lain yang telah ditunjukkan mempunyai signifikansi
adaptif utama.
Dengan memakai definisi sistem oleh rapoport tahun 1968, Johnson
menyatakan , ” A system is a whole that functions as a whole by virtue of
the interpedence of it’s part.” (system merupakan
keseluruhan yang berfungsi berdasarkan atas ketergantungan antar
bagian-bagiannya). Johnson menerima pernyataan chin yakni tedapat “organisasi,
interaksi, interpedensi dan integrasi bagian dan elemen-elemen”. Disamping itu
, manusia berusaha menjaga keseimbangan dalam bagian-bagian ini melalui
pengaturan dan adapatasi terhadap kekuatan yang mengenai mereka.
C.
System Perilaku (Behavioral System).
Sistem perilaku mencakup pola, perulangan dan cara-cara
bersikap dengan maksud tertentu. Cara-cara bersikap ini membentuk unit fungsi
teroraganisasi dan terintegrasi yang menentukan dan membatasi interaksi antara
seseorang dengan lingkunganya dan menciptakan hubungan seseorang dengan obyek,
peristiwa dan situasi dengan lingkunganya. Biasanya sikap dapat digambarkan dan dijelaskan. Manusia sebagai
system perilaku berusaha untuk mencapai
stabilitas dan keseimbangan dengan pengaturan dan adaptasi yang berhasil pada
beberapa tingkatan untuk efisiensi dan efektifitas suatu fungsi. Sistem
biasanya cukup fleksibel untuk mengakomodasi pengaruh yang diakibatkan.
D.
Subsistem
Karena behavioral sistem memiliki banyak tugas untuk
dikerjakan, bagian-bagian system berubah menjadi subsistem-subsistem dengan
tugas tertentu. Suatu subsistem merupakan “sistem kecil dengan tujuan khusus
sendiri dan berfungsi dapat dijaga sepanjang hubunganya dengan subsitem lain
atau lingkungan tidak diganggu. Tujuh subsistem yang di identifikasi oleh
Johnson bersifat terbuka, terhubung dan saling berkaitan (interealated).
Motivasi mengendalikan langsung aktifitas subsistem-subsistem ini yang berubah
secara kontinyu dikarenakan kedewasaan, pengalaman dan pembelajaran . system
yang dijelaskan tampak ada cross-culturally dan di kontrol oleh faktor
biologis, psikologi dan sosiologi, tujuh elemen yang diidentifikasi adalah
affiliative, dependency, ingestive, eliminative, sexual, achievement dan
aggressive.
1. Subsistem
Pencapaian (Achievement), merupakan tingkat pencapaian prestasi melalui
ketrampilan yang kreatif
2. Subsistem
Perhubungan (afiliasi), pencapaian hubungan dengan lingkungan yang
adekuat.
3. Subsistem Penyerangan (agresi), Koping
terhadap ancaman di lingkungan.
4. Subsistem
Ketergantungan (Dependency), sistem perilaku dalam mengadaptasikan
bantuan, kedamaian, keamanan serta
kepercayaan.
5. Subsistem
Eliminasi, Hal-hal yang berhubungan dengan pembuangan zat-zat yang
tidakdibutuhkan oleh tubuh secara biologis.
6. Subsistem
Ingesti, Hal-hal yang berhubungan dengan pola makan
7. Subsistem
Seksualitas, pemenuhan kebutuhan dicintai dan mencintai
E. Model Konsep Dan Teori Keperawatan
Johnson
Model konsep dan teori keperawatan menurut Johnson adalah
dengan pendekatan system perilaku, dimana individu dipandang sebagai sitem
perilaku yang selalu ingin mencapai keseimbangan dan stabilitas, baik di
lingkungan internal maupun eksternal, juga memiliki keinginan dalam mengatur
dan menyesuaikan dari pengaruh yang ditimbulkanya. Lingkungan termasuk masyarakat
adalah sistem eksternal yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang. Sebagai
suatu system , didalamnya terdapat komponen sub system yang membentuk system
tersebut, diantaranya komponen sub system yang membentuk system perilaku
menurut Johnson adalah :
1. Ingestif,
yaitu berhubungan dengan bagaimana, kapan, cara, dan banyaknya makan dan minum
sebagai suatu subsistem tingkah laku.
2. Achievement,
merupakan tingkat pencapaian prestasi melalui kterampilan yang kreatif.
3. Agresif,
merupakan bentuk mekanisme pertahanan diri atau perlindungan dan berbagai
ancaman yang ada di lingkungan.
4. Eliminasi,
berhubungan dengan bagaimana, kapan, cara, dan banyaknya zat yang tidak di
butuhkan oleh tubuh dikeluarkan secara bilogis sebagai suatu subsistem tingkah
laku.
5. Seksual,
digunakan dalam pemenuhan kebutuhan saling mencintai dan dicintai.
6. Afiliasi,
merupakan bentuk pemenuhan kebutuhan tambahan dalam mempertahankan lingkungan
yang kondusif dengan penyesuaian dalam kehidupan social, keamanan, dan
kelangsungan hidup.
7. Ketergantungan,
merupakan bagian yang membentuk sistem perilaku dalam mendapatkan bantuan,
kedamaian, keamanan serta kepercayaan. Berdasarkan sub sistem tersebut diatas,
maka akan terbentuk sebuah system perilaku individu, sehingga Johnson memiliki
pandangan bahwa keperawatan dalam mengatasi permasalahan tersebut harus dapat
berfungsi sebagai pengatur agar dapat menyeimbangkan system perilaku tersebut.
Klien dalam hal ini adalaha manusia yang mendapat bantuan perawatan dengan
keadaan terancam atau potensial oleh kesakitan atau ketidak seimbangan
penyesuaian dengan lingkungan. Status kesehatan yang ingin dicapai adalah
mereka yang mampu berperilaku untuk memelihara keseimbangan atau stabilitas
dengan lingkungan.
Dibawah ini dijelaskan kerangka kerja model
konseptual menurut Dorothy Johnson “ Model Perilaku, yaitu :
1. Tujuan perawatan yaitu tercapainya
keseimbangan perilaku dan stabil dinamis.
2. Klien merupakan mahhluk yang mempunyai
perilaku yang terdiri 8 subsistem
3. Peran perawat mengatur dan mengawasi
stabilitas perilaku dan keseimbangan
4. Penyebab kesulitan klien adalah stress
psikis dan fisik.
5. Fokus intervesi yaitu : mekanisme pengaturan
dan kewajiban hidup
6. Pola intervensi memberikan kemudahan, mencegah,
mempertahankan, klien dalam menghadapi stress fungsi dan fisik
7. Konsekuensi tindakan keperawatan
F. Asumsi-Asumsi
1.
Perawatan (nursing)
Perawatan, seperti yang
dipandang Johnson, adalah tindakan eksternal untuk memberikan
organisasi perilaku pasien ketika pasien dalam kondisi stres dengan memakai
mekanisasi pengaturan yang berkesan atau dengan penyediaan sumberdaya. Seni dan
ilmu, memberikan eksternal baik sebelum dan selama gangguan keseimbangan system
dan karenanya membutuhkan pengetahuan tentang order, disorder dan control.
Aktivitas perawatan tadak bergantung pada wewenang medis tetapi bersifat
pelengkap (komplementer) bagi medis/ pengobatan.
2.
Orang (person)
Johnson memandang manusia
sebagai system perilaku dengan pola, pengulangan dan cara bersikap dengan
maksud tertentu yang menghubungkan dirinya dengan lingkungannya. Pola-pola
respon spesifik manusia membentuk keseluruhan yang terorganisasi dan
terintegrasi. Person adalah system dari bagian-bagian interpedent yang
membutuhkan beberapa aturan dan pengaturan untuk menjaga keseimbangan. pengeluaran
energi yang luar biasa, yang menyisakan sedikit energi untuk membantu
proses-proses biologis dan penyembuhan.
3.
Kesehatan(health)
Johnson memandang
kesehatan sebagai suatu kondisi yang sulit dipahami(elusive) dan dinamis, yang
dipengaruhi oleh factor-faktor biologis, psikologis dan social. Kesehatan
menjadi suatu nilai yang diinginkan oleh para pekerja kesehatan dan memfokuskan
pada person bukanya penyakit.
Kesehatan direfleksikan oleh
organisasi, interaksi, saling ketergantungan subsistem -subsistem dari system
perilaku. Manusia berusaha mencapai keseimbangan dalam system ini yang akan
mengarah ke perilaku fungsional. Keseimbangan yang kurang baik dalam
persyaratan structural atau fungsional cenderung mengarah ke memburuknya
kesehatan. Ketika system membutuhkan sejumlah energi minimum untuk pemeliharaan
, suplai energi yang lebih besar yang tersedia mempengaruhi proses biologi dan
penyembuhan.
4.
Lingkungan
Dalam teori Johnson ,
lingkungan terdiri dari seluruh factor yang bukan bagian system perilaku
individu tetapi hal itu mempengaruhi system, dan dapat dimanipulasi oleh
perawat untuk mencapai kesehatan yang menjadi tujuan pasien. Individu
menghubungkan dirinya untuk berinteraksi dengan lingkungan-nya. System perilaku
berusaha menjaga equilibrium dalam respon terhadap factor lilngkungan dengan
mengatur dan adaptasi terhadap kekuatan yang menyertainya. Gaya lingkungan yang
kuat secara berlebihan mengganggu keseimbangan system perilaku dan mengancam
stabilitas seseorang jumlah energi yang tidak tentu dibutuhkan supaya system
membangun kembali eqilibrium dalam menghadapi tekanan-tekanan berikutnya.
Ketika lingkungan stabil, individu dapat melanjutkan dengan perilaku-perilaku
yang baik.
G.
Hubungan Antara Model Konseptual
Keperawatan dan Proses keperawatan
Model Konseptual Keperawatan adalah suatu abstraksi yang
dioperasikan dengan menggunakan proses keperawatan yang mencakup :
1.
Pengkajian
Pengkajian data spesifik mengenai kebutuhan kesehatan klien yang langsung berhubungan dengan unit kedua model keperawatan yaitu klien. Misalnya teori Henderson, klien dipandang memiliki 14 kebutuhan dasar, maka data yang dikumpulkan juga tentang 14 kebutuhan dasar tersebut.
Pengkajian data spesifik mengenai kebutuhan kesehatan klien yang langsung berhubungan dengan unit kedua model keperawatan yaitu klien. Misalnya teori Henderson, klien dipandang memiliki 14 kebutuhan dasar, maka data yang dikumpulkan juga tentang 14 kebutuhan dasar tersebut.
2.
Diagnosa
Dalam tahap ini, masalah klien baik yang aktual maupun potensial ditulis sebagai suatu diagnosa keperawatan yang disesuaikan dengan model keperawatan yang digunakan.
Dalam tahap ini, masalah klien baik yang aktual maupun potensial ditulis sebagai suatu diagnosa keperawatan yang disesuaikan dengan model keperawatan yang digunakan.
3.
Perencanaan
Perencanaan intervensi keperawatan juga dikaitkan langsung dengan model konseptual keperawatan. Intervensi dengan menyesuaikan pada pola intervensi dari model konseptualyang digunakan.
Perencanaan intervensi keperawatan juga dikaitkan langsung dengan model konseptual keperawatan. Intervensi dengan menyesuaikan pada pola intervensi dari model konseptualyang digunakan.
4.
Implementasi
Melaksanakan rencana intervensi berdasarkan pengetahuan ilmiah yang bukan merupakan bagian dari model keperawatan. Model keperawatan menunjukkan apa yang harus dilakukan oleh perawat yang langsung mempengaruhi intervensi keperawatan yang direncanakan, tetapi tidak menunjukkan pada perawat bagaimana menerapkan rencana itu.
Melaksanakan rencana intervensi berdasarkan pengetahuan ilmiah yang bukan merupakan bagian dari model keperawatan. Model keperawatan menunjukkan apa yang harus dilakukan oleh perawat yang langsung mempengaruhi intervensi keperawatan yang direncanakan, tetapi tidak menunjukkan pada perawat bagaimana menerapkan rencana itu.
5.
Evaluasi
Evaluasi merupakan fungsi perawatan yang berlanjut.
Evaluasi merupakan fungsi perawatan yang berlanjut.
a.
Bagaimana klien beradaptasi dan bereaksi
b.
Apa yang dipandang klien sebagai kebutuhan
c.
Bagaimana klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan
Jawaban dari pertanyaan pertanyaan tadi akan membantu perawat menilai
keefektifan dari proses perawat secara keseluruhan dan model keperawatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar