BAB
II
TINJAUAN
TEORI
1.
Model
Promosi Kesehatan (Health Promotion Model)
Model Promosi Kesehatan adalah suatu cara untuk
menggambarkan interaksi manusia dengan lingkungan fisik dan interpersonalnya
dalam berbagai dimensi. HPM lahir dari penelitian tentang 7 faktor persepsi
kognitif dan 5 faktor modifikasi tingkah laku yang mempengaruhi dan meramalkan
tentang perilaku kesehatan. Model ini menggabungkan dua teori yaitu dari teori
Nilai Pengharapan (Expectancy-Value) dan Teori Pembelajaran sosial (Social
Cognitive Theory) dalam perspektif keperawatan manusia dilihat sebagai fungsi
yang holistik. Adapun secara singkat elemen dari teori ini adalah sebagai
berikut:
1.
Teori Pengharapan Nilai
(Expectancy-Value)
Beberapa
konsep dari tujuan pengarahan perilaku, termasuk teori kognitif sosial
didasarkan pada model nilai pengharapan motivasi manusia yang diuraikan oleh
Feather. Menurut teori nilai pengharapan, perilaku sehat adalah rasional dan
ekonomis. Secara spesifik seseorang akan bertindak dan akan tetap mempertahankan
dengan cara; 1) Meningkatkan hasil yang ingin dicapai yang disebut sebagai
nilai personal yg positif, 2) Peningkatkan berdasarkan informasi yang
tersedia untuk mencapai hasil yang diinginkan. Individu tidak akan melakukan
sesuatu tindakan yang tidak berguna dan tidak bernilai bagi
dirinya. Individu tidak akan melakukan kegiatan walaupun kegiatan
tersebut menarik bagi dirinya jika dirasakan tidak mungkin kegiatan tersebut
dicapainya.
2.
Asumsi
dari Model Promosi Kesehatan (HPM)
1.
Manusia mencoba menciptakan kondisi
agar tetap hidup di mana mereka dapat mengekspresikan keunikannya.
2.
Manusia mempunyai kapasitas untuk
merefleksikan kesadaran dirinya, termasuk penilaian terhadap kemampuannya.
3.
Manusia menilai perkembangan sebagai
suatu nilai yang positif dan mencoba mencapai keseimbangan antara perubahan dan
stabilitas.
4.
Setiap individu secara aktif
berusaha mengatur perilakunya.
5.
Individu merupakan makhluk
bio-psiko-sosial yang kompleks, berinteraksi dengan lingkungannya secara
terus menerus, menjelmakan lingkungan yang diubah secara terus menerus.
6.
Profesional kesehatan merupakan
bagian dari lingkungan interpersonal yang berpengaruh terhadap manusia
sepanjang hidupnya.
7.
Pembentukan kembali konsep diri
manusia dengan lingkungan adalah penting untuk perubahan perilaku.
3.
Proposisi
Model Promosi Kesehatan
1.
Perilaku sebelumnya dan
karakteristik yang diperoleh mempengaruhi kepercayaan dan perilaku untuk
meningkatkan kesehatan.
2.
Manusia melakukan perubahan perilaku
di mana mereka mengharapkan keuntungan yang bernilai bagi dirinya.
3.
Rintangan yang dirasakan dapat
menjadi penghambat kesanggupan melakukan tindakan, suatu mediator perilaku
sebagaimana perilaku nyata.
4.
Promosi atau pemanfaatan diri akan
menambah kemampuan untuk melakukan tindakan dan perbuatan dari perilaku.
5.
Pemanfaatan diri yang terbesar akan
menghasilkan sedikit rintangan pada perilaku kesehatan spesifik.
6.
Pengaruh positif pada perilaku
akibat pemanfaatan diri yang baik dapat menambah hasil positif.
7.
Ketika emosi yang positif atau
pengaruh yang berhubungan dengan perilaku, maka kemungkinan menambah komitmen
untuk bertindak.
8.
Manusia lebih suka melakukan promosi
kesehatan ketika model perilaku itu menarik, perilaku yang diharapkan terjadi
dan dapat mendukung perilaku yang sudah ada.
9.
Keluarga, kelompok dan pemberi
layanan kesehatan adalah sumber interpersonal yang penting yag mempengaruhi,
menambah atau mengurangi keinginan untuk berperilaku promosi kesehatan.
10. Pengaruh
situasional pada lingkungan eksternal dapat menambah atau mengurangi keinginan
untuk berpartisipasi dalam perilaku promosi kesehatan.
11. Komitmen
terbesar pada suatu rencana kegiatan yang spesifik lebih memungkinkan perilaku
promosi kesehatan dipertahankan untuk jangka waktu yang lama.
12. Komitmen
pada rencana kegiatan kemungkinan kurang menunjukkan perilaku yang diharapkan
ketika seseorang mempunyai kontrol yang sedikit dan kebutuhan yang diinginkan
tidak tersedia.
13. Komitmen
pada rencana kegiatan kurang menunjukkan perilaku yang diharapkan
ketika tindakan-tindakan lain lebih atraktif dan juga lebih suka pada perilaku
yang diharapkan.
14. Seseorang
dapat memodifikasi kognisi, mempengaruhi interpersonal dan lingkungan fisik
yang mendorong melakukan tindakan kesehatan.
4.
Revisi
Model Promosi Kesehatan (HPM)
Terdapat
beberapa variabel HPM, yaitu: 1) Sikap yang berhubungan dengan aktivitas, 2)
Komitmen pada rencana tindakan dan 3) Adanya kebutuhan yang mendesak.
Penjelasan
tentang variable dari HPM dapat diuraikan di bawah ini.
1.
Sikap yang
berhubungan dengan aktifitas
a.
Karakteristik individu dan
pengalaman individu
Setiap
manusia mempunyai karakteristik yang unik dan pengalaman yang dapat
mempengaruhi tindakannya. Karakteristik individu atau aspek pengalaman dahulu
lebih fleksibel sebagai variable karena lebih relevan pada perilaku kesehatan
utama atau sasran populasi utama
1.
Perilaku sebelumnya
2.
Faktor personal
1) Biologi-
usia, body mass indeks, status pubertas, status menopause, kapasitas aerobik,
kekuatan, ketangkasan atau kesimbangan
2) Psikologi-
self esteem, motivasi diri dan status kesehatan
3) Sosiokultural-
suku, etnis, akulturasi, pendidikan dan status sosio ekonomi
b.
Kognitif behaviour spesifik dan
sikap
1.
Manfaat tindakan
Manfaat tindakan secara langsung memotivasi perilaku dan
tidak langsung mendetermin rencana kegitanan untuk mencapai manfaat sebagai
hasil. Manfaat tadi menjadi gambaran mental positif atau reinforcement positif
bagi perilaku. Menurut teori nilai ekspentansi motivasi penting untuk
mewujudkan hasil seseorang dari pengalaman dahulu melaui pelajaran observasi
dari orang lain dalam perilaku. Individu cenderung untuk menghabiskan waktu dan
hartanya dalam beraktifitas untuk mendapat hasil yang potsitif. Keuntungan dari
penampilan perilaku bisa intrinsik atau ekstrinsik.
2.
Hambatan tindakan
Misalnya: ketidaksediaan, tidak cukup, mahal, sukar atau
waktu yang terpakai dari suatu kegiatan utama. Rintangan sering dipandang
sebagai blok rintangan dan biaya yang dipakai. Hilangnya kepuasan dari perilaku
tidak sehat seperti merokok, makan tinggi lemak juga disebut rintangan.
Biasanya muncul motif-motif yang dihindari/dibatasi dalam hubungan dengan
perilaku yang diambil. Kesiapan melakukan rendah dan rintangan tinggi, tindakan
tidak terjadi. Rintangan adalah sikap yang langsung menghalangi kegiatan
melalui pengurangan komitmen rencana kegiatan.
b.
Self efficacy
Menurut Bandura: kemampuan seseorang
untuk mengorganisasi dan melaksanakan tindakan utama menyangkut bukan hanya
skill yang dimiliki seseorang tetapi keputusan yang diambil seseorang dari
skill yang dia miliki. Keputusan efficacy seseorang diketahui dari hasil yang
diharapkan yaitu kemampuan seseorang menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu di
mana hasil yang diharapkan adalah suatu keputusan dengan konsekuensi keuntungan
biaya misalnya: perilaku yang dihasilkan. Skill dan kompetensi memotivasi
individu untuk melakukan tindakan secara unggul. Perasaan manjur dan ahli dalam
perbuatan seseorang akan mendorong seseorang untuk melaksanakan perilaku yang
diinginkan lebih sering dari pada rasa tidak layak/tidak trampil.
c.
Sikap Yang Berhubungan dengan
Aktivitas
1)
Emosi yang timbul pada kegiatan itu
2)
Tindakan diri
3)
Lingkungan di mana kegiatan itu
berlangsung
d.
Pengaruh interpersonal
Pengaruh
interpersonal adalah kognisi tentang perilaku, kepercayaan atau sikap orang
lain. Sumber utama interpersonal adalah keluarga 9familiy at sibling0
peer/kelompok dan pemberi pengaruh pelayanan kesehatan. Pengaruh interpersonal
terdiri dari norma (harapan orang lain), social support (instrumental dan
dorongan emosional) dan model (belajar dari pengalaman orang lain.
e.
Pengaruh situasional
Persepsi
personal dan kognisi dari situasi dapat memfasilitasi atau menghalangi perilaku
misalnya pilihan yang tersedia, karakteristik deman dan ciri-ciri lingkungan
estetik seperti situasi/lingkungan yang cocok, aman, tentram dari pada yang
tidak aman dan terancam. Situasi dapat mempengaruhi perilaku dengan mengubah
lingkungan misalnya ‘no smoking”. Pengaruh situasional dapat menjadi kunci
untuk pengembangan strategi efektif yang baru untuk memfasilitasi dan
mempertahankan perilaku promosi kesehatan dalam populasi.
2.
Komitmen rencana tindakan
Proses kognitif yang mendasari
1.
Komitmen untuk melaksanakan tindakan
spesifik sesuai waktu dan tempat dengan orang-orang tertentu atau sendiri
dengan mengabaikan persaingan
2.
Identifikasi strategi tertentu untuk
mendapatkan, malaksanakan atau penguatan terhadap perilaku.
Rencana
kegiatan dikembangkan oleh perawat dan klien dengan pelaksanaan yang sukses.
Misalnya strategi dengan kontrak yang disetujui bersama-sama di mana satu
kelompok komit dengan pengertian bahwa kelompok lain memberi nyata reward atau
penguatan jika komitmen itu didukung. Komitmen sendiri tanpa strategi yang
berhubungan sering menghasilkan tujuan baik tetapi gagal dalam membentuk suatu
nilai perilaku kesehatan.
3.
Kebutuhan Yang Mendesak
Kebutuhan mendesak (pilihan menjadi perilaku alternatif
yang mendesak masuk ke dalam kesadaran sehingga tindakan yang mungkin dilakukan
segera sebelum kejadian terjadi (suatu rencana perilaku promosi kesehatan).
Perilaku alternatif ini menjadikan individu dalam kontrol rendah karena
lingkungan tak terduga seperti kerja atau tanggung jawab merawat keluarga.
Kegagalan merespon permintaan berakibat tidak menguntungkan bagi diri atau
orang lain. Pilihan permintaan sebagai perilaku alternative dengan penguatan di
mana individu mempunyai level control yang tinggi. Misalnya memilih makanan
tinggi lemak dari pada rendah lemak karena pilihan rasa, bau/selera. Permintaan
yang mendesak dibedakan dari hambatan di mana individu seharusnya melaksanakan
suatu alternatif perilaku berdasarkan permintaan eksternal yang tidak disangka
atau hasil yang tidak sesuai.
5. Hasil perilaku
Perilaku
promosi kesehatan adalah tindakan akhir atau hasil tindakan. Perilaku ini
akhirnya secara langsung ditujukan pada pencapaian hasil kesehatan positif
untuk klien. Perilaku promosi kesehatan terutama sekali terintegrasi dalam gaya
hidup sehat yang menyerap pada semua aspek kehidupan seharusnya mengakibatkan
peningkatan kesehatan, peningkatan kemampuan fungsional dan kualitas hidup yang
lebih baik pada semua tingkat perkembangan.
Analisis
Teori Health Promotion Models
Pada tahun 1975, Dr. Pender
mempublikasikan model konsepsual kesehatan preventif. Dasar studinya adalah
bagaimana individu membuat keputusan tentang perawatan kesehatan mereka sendiri
dalam konteks keperawatan. Artikel tersebut mengidentifikasi faktor-faktor yang
ditemukan dalam pengambilan keputusan dan tindakan-tindakan yang diperlukan
individu dalam pencegahan penyakit. Pada tahun 1982, edisi pertama promosi
kesehatan dalam praktek keperawatan dipublikasikan dengan konsep promosi optimal
tentang kesehatan mendesak perlunya pencegahan penyakit. Model promosi
kesehatan pertama kali dimuat tahun 1975 dan mengalami revisi pada tahun 1987
di edisi buku edisi kedua. Edisi III tahun 1996 memuat revisi terakhir
tentang model promosi kesehatan dan di presentasikan.
1.
Kemampuan teori menghubungkan
konsep dalam melihat fenomena
Nola J. Pender mengembangkan Health
Promotion Model untuk mendemontrasikan hubungan antara manusia dengan
lingkungan pisik dan interpersonalnya dalam berbagai dimensi. Model ini
menggabungkan dua teori yaitu teori Nilai Pengharapan dan Teori Pembelajaran
Sosial dalam perspekstif keperawatan manusia dilihat dari fungsi holistik.
Konsep dalam teorinya dengan menekankan bahwa sakit membutuhkan biaya yang
mahal dan perilaku promosi kesehatan adalah ekonomis. Pada beberapa bagian
teorinya memiliki kesamaan pola pandang dengan teori lain seperti memandang
bahwa fokus dari perawatan adalah individu, keluarga, kelompok maupun
masyarakat.
2.
Tingkat Generalisasi Teori
Teori dan model yang dikemukan oleh
Pender adalah berfokus pada upaya promosi kesehatan dan prevensi penyakit.
Sehingga teori bersifat spesifik dan sederhana, namun demikian teori ini dapat
didemontrasikan dan diaplikasikan sehingga dapat diberikan justifikasi
dan pembenaran bagaimana konsep-konsep yang dikemukakan saling
berhubungan. Teori ini dikemukakan dengan menampilkan contoh-contoh yang
berdasarkan pengalaman pribadi dan hasil penelitian, sehingga dapat
digeneralisasi dan konsep-konsep yang dikemukakan dalam teori dapat
diaplikasikan.
3.
Tingkat
Kelogisan Teori
Teori ini cukup logis untuk dipahami
karena memberi pemahaman yang luas dan komprehensif tentang promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit pada klien. Pandangan tentang aspek promotif
adalah lebih murah daripada aspek kuratif dan rehabilitatif sangat logis
dan telah diterima masyarakat.
4.
Testabilitas teori
Teori Health Promotion Model
dikembangkan berdasarkan atas riset kualitatif dan kuantitatif, baik di Amerika
maupun negara lain. Bahkan teori ini saat ini terlibat dalam prakarsa kesehatan
global dan telah diuji oleh para sarjana dari Jepang, China dan Taiwan untuk
mempromosikan gaya hidup secara kultural sesuai dengan negara mereka.
Selama perkembangan teori banyak studi yang behubungan dengan pengaplikasian teori
yang dapat dijadikan sebagai dasar riset.
5.
Kemanfaatan Teori bagi Peningkatan
Body Of Knowledge
Riset yang berhubungan dengan Helath
Promotion Model memberikan kontribusi secara umum bagi pengembangan body
of knowledge dari ilmu keperawatan. Pergeseran paradigma dari kuratif –
rehabilitatif kea rah promotif dan preventif. Pender meyakini bahwa dengan mutu
kepedulian terhadap promosi kesehatan akan memperbaiki system kesehatan secara
integral.
6.
Kemanfaatan Teori pada Pengembangan
Praktek Keperawatan
Peluang untuk melakukan praktek
keperawatan dalam fokus promosi kesehatan akan sangat terbuka. Bagi Pender
adalah sesuatu yang sangat menggairahkan untuk membawa praktek keperawatan
untuk mengubah perilaku kuratif dan rehabilitatif ke arah perilaku promotif dan
rehabilitatif. Pender menekankan practical nurse dapat memainkan suatu peran
yang sangat penting dalam partnership antar ilmuan dan konsumen serta praktisi
untuk mengembangkan strategi kepedulian sesuai dengan spesifikasi populasi
7.
Konsistensi Teori
Teori
Pender consisten dengan semua teori yang memandang pentingnya promosi kesehatan
dan pencegahan penyakit adalah sesuatu yang logis dan ekonomis. Teori ini telah
mengalami 3 kali revisi namun focus teori ini tetap pada aspek promotif.
Mantul
BalasHapus